Ibu Kota Baru di Penajam Paser Utara-Kutai Kartanegara Butuh Tambahan Pasokan Listrik 1.196 MW

Ibu Kota Baru di Penajam Paser Utara-Kutai Kartanegara Butuh Tambahan Pasokan Listrik 1.196 MW

25 Oktober 2019
Desain ibu kota baru di Kalimantan. Foto: Kementerian PUPR.

Desain ibu kota baru di Kalimantan. Foto: Kementerian PUPR.

RIAU1.COM -Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan tambahan kapasitas pembangkit sekitar 1.555 MW dibutuhkan untuk menyuplai listrik di Ibu Kota Negara (IKN) baru di Kalimantan Timur.

Dilansir dari Detik.com, Kamis (25/10/2019), berdasarkan perhitungan Kementerian ESDM, kebutuhan listrik ibu kota baru di Penajam Paser Utara-Kutai Kartanegara akan mencapai 1.196 MW. Atas dasar itu dibutuhkan tambahan kapasitas. Tambahan yang dibutuhkan termasuk untuk menjaga kelebihan cadangan 30%.

"Kebutuhan tambahan tenaga listrik di ibu kota baru sekitar 1.196 MW sehingga membutuhkan pembangkit sekitar 1.555 MW," kata Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana.

Untuk mencukupi kebutuhan listrik di ibu kota baru negara, dia juga menyarankan agar itu tidak hanya mengandalkan pasokan dari pembangkit yang sudah ada melainkan dibangun pembangkit baru.

"Untuk menjaga keandalan pasokan listrik di ibukota baru sebaiknya tidak hanya mengandalkan pasokan dari sistem interkoneksi, namun diperlukan tambahan pembangkit baru yang berlokasi dekat atau berada di Provinsi Kalimantan Timur," jelasnya.

Berdasarkan RUPTL PLN 2019-2028, tambahan pembangkit sampai 2024 di Kalimantan Timur hanya sebesar 691 MW. Maka masih diperlukan tambahan pembangkit baru sekitar 864 MW.

"Perlu percepatan pengembangan infrastruktur Ketenagalistrikan (pembangkit, transmisi dan distribusi tenaga listrik) untuk mendukung keandalan sistem kelistrikan ibukota baru, sehingga RUPTL PLN 2019-2028 perlu penyesuaian," ujarnya.

Saat ini, kebutuhan tenaga listrik di Kaltim dipasok oleh Sistem Interkoneksi Kalimantan yang merupakan interkoneksi antara subsistem Barito di Kalsel dan Kalteng dan subsistem Mahakam di Kaltim. Kondisi kelistrikan di Sistem Interkoneksi Kalimantan adalah daya mampu netto 1.569,1 MW dengan beban puncak mencapai 1.094,9 MW sehingga tersisa cadangan sebesar 474,2 MW (30%).

Beban listrik di Kabupaten Penajaman Paser Utara baru mencapai 15,89 MVA yang dipasok dari 1 GI, yaitu GI Petung dengan kapasitas GI sebesar 90 MVA. Beban listrik di Kabupaten Kutai Kartanegara baru mencapai 117,54 MVA yang dipasok dari 3 GI, yaitu GI Karang Joang, GI Manggarsari, dan GI Senipah dengan total kapasitas GI sebesar 290 MVA.

Spesifikasi pengembangan kelistrikan ibu kota baru yang ideal menurut adalah Zero down time (perlu minimal 3 layers sumber pasokan tenaga listrik), Circular configuration grid & smart grid (termasuk dilengkapi Energy Storage System - ESS), Jaringan tegangan tinggi, menengah, dan rendah (TT, TM, & TR) menggunakan under ground cable, Pembangkit EBT untuk menggantikan dominasi PLTU dan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).