Tingkatkan Jaringan Internet Palapa Ring, Indonesia Akan Tambah 3 Satelit Lagi

Tingkatkan Jaringan Internet Palapa Ring, Indonesia Akan Tambah 3 Satelit Lagi

14 Oktober 2019
Presiden Joko Widodo saat peresmian pengoperasian Palapa Ring di Istana Negara, Senin (14/10/2019). Foto: Bisnis.com.

Presiden Joko Widodo saat peresmian pengoperasian Palapa Ring di Istana Negara, Senin (14/10/2019). Foto: Bisnis.com.

RIAU1.COM -Indonesia akan menambah tiga satelit lagi setelah Proyek Palapa Ring rampung. Untuk meningkatkan jangkauan internet, ketiga satelit tersebut bernilai total sekitar Rp22 triliun.

"Nanti setelah akhir 2022 itu kita ada satelit yang pertama, lalu tambah dua satelit lagi," kata Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara dikutip dari Tempo.co, Senin (14/10/2019).

Presiden Joko Widodo hari ini, meresmikan proyek Palapa Ring di Istana Negara. Dalam peresmian ini dilakukan video konferensi dengan pejabat Pemda dari Merauke, Sorong, Rote, Penajam Paser Utara, dan Sabang.

Menurut Rudiantara, tambahan tiga satelit itu diperlukan karena Indonesia harus mempunyai jaringan internet dengan kapasitas besar. Sebab, total sekolah di Indonesia yang belum terjangkau internet ada 90 ribu sekolah.

"Juga semua puskesmas di seluruh Indonesia, semua rumah sakit, semua kantor desa harus terkoneksi dengan kecepatan internet yang tinggi, bukan yang lemot," kata dia.

Total kewajiban pemerintah dalam Palapa Ring sekitar Rp22 triliun, kurang lebih sama dengan satelit nanti 2022. Pemerintah masih perlu membangun 4.000 BTS (Base Transceiver Station) lagi sampai 2020.

"Setelah itu diharapkan sudah merdeka sinyal, dengan desa yang ada masyarakatnya itu bisa 'di-cover' oleh sinyal selular maupun akses internet," tambah Rudiantara.

Loading...

Untuk Palapa Ring sendiri, dikerjakan dengan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) atau public private partnership (PPP). Pembiayaan yang diterapkan dengan skema availability payment (AP). Hal ini memungkinkan pemerintah memulai pembayaran penggantian modal yang ditanamkan investor setelah proyek beroperasi.

"Konsorsium 'built operate on transfer' jadi konsorsium yang membangun, mengoperasikan, memiliki aset sampai 15 tahun baru ditransfer ke kita. Kan sudah ada yang operasi tahun lalu jadi 2018, tambah 15 jadi 2033 yang sudah palapa ring barat dan tengah, karena sudah operasi dan sudah ada yang dibayar ke konsersium," jelas Rudiantara.

Proyek Palapa Ring ini bermula sejak Juli 2007, diawali dengan penandatangan konsorsium pembangunan jaringan serat optik di Kawasan Indonesia Timur (KIT) oleh tujuh operator telekomunikasi. Namun, konsorsium itu mengalami kendala hingga akhirnya terbengkalai hampir satu dekade.

Palapa Ring merupakan proyek pembangunan "back bone" atau tulang punggung serat optik nasional, yang menjangkau sebanyak 34 provinsi, 440 kota/kabupaten di seluruh Indonesia. Total panjang kabel laut mencapai 35.280 kilometer dan kabel di daratan adalah sejauh 21.807 kilometer.

Tiga ruas back bone, yakni Palapa Ring Barat, Palapa Ring Tengah, dan Palapa Ring Timur. Proyek itu terdiri dari tujuh lingkar kecil serat optik di wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, Papua, Sulawesi dan Maluku.