Difasilitasi Lembaga ACT, 157 Perantau Minang dari Wamena Merasa Senang Sudah Mendarat di Bandara Internasional Minangkabau

4 Oktober 2019
Perantau Minang dari Wamena saat istirahat di Bandara Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis.

Perantau Minang dari Wamena saat istirahat di Bandara Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis.

RIAU1.COM - Mereka merasa senang sekali ketika sudah mendarat di Bandara Internasional Minangkabau, Padang Pariaman. 

Mereka sujud syukur dan disambut para dunsanak yang telah lama menunggu. 

Sebanyak 132 perantau asal Sumatra Barat (Sumbar) yang menjadi pengungsi kerusuhan di Wamena, Papua, mendarat di kampung halaman, Jumat (4/10) dini hari.

Para pengungsi yang difasilitasi lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT) mendarat di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) sekitar pukul 01.50 WIB.

 

Sedangkan 50 orang lagi sudah mendarat sebelumnya, Kamis malam pukul 20.40 WIB. 

 

"Ini adalah rombongan yang berangkat dari Sentani berlanjut ke Balikpapan, dan kemudian mendarat di BIM. Seluruhnya berasal dari Kabupaten Pesisir Selatan," kata Dewan Pembina ACT N Imam Akbari, Jumat (4/10) seperti dikutip dari Antara.

Sesampainya di bandara, ratusan perantau tersebut juga disediakan bus untuk mengantar ke Kabupaten Pesisir Selatan.

Salah satu perantau Yusnaniar mengaku lega sudah bisa sampai di Sumbar dengan selamat. Ia pulang bersama suami Firman (38) serta tiga orang anaknya.


Yusnaniar mengaku sudah merantau ke Wamena sejak 2007. Di sana, ia berdagang sembako dan kebutuhan harian tepatnya di Pasar Baru Wamena.

Ia mengaku sangat cemas ketika peristiwa kerusuhan di Wamena meletus pada 23 September. Saat itu ia mengingat kedua anaknya sedang berada di sekolah.

"Satu anak saya sekolah SMP kelas 1, satu lagi kelas 2 SD. Ini yang menimbulkan kecemasan, namun saya terus berdoa demi keselamatannya dan mendatangi sekolah tersebut," katanya, seperti dilansir CNN Indonesia. 

Diketahui para pelaku kerusuhan sempat merusak gerbang sekolah. Namun para siswa beruntung karena lebih dulu ditemukan berkumpul bersama di dalam kelas.

"Setelah menjemput anak saya pulang dulu, kemudian langsung ke tempat pengungsian di Kodim," katanya.

Kedatangan perantau dari Wamena di BIM tersebut merupakan gelombang kedua, setelah rombongan pertama mendarat pada Kamis (3/10) sekitar pukul 20.40 WIB sebanyak 50 orang.

Diketahui setidaknya 32 orang tewas dalam kerusuhan di Wamena, Senin 23 September lalu. Sementara sejak terjadi kerusuhan hingga Rabu(2/10) tercatat 11.646 orang telah meninggalkan Wamena.

 

Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan korban tewas dalam kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, bakal mendapat santunan Rp15 juta per orang. Santunan itu diserahkan kepada para ahli warisnya masing-masing.

Presiden Joko Widodo juga telah mengirimkan bantuan kepada masyarakat korban kerusuhan Wamena, kemarin. Jokowi memberikan bantuan sekitar 5.000 paket sembako yang dikirimkan secara bertahap.

Paket bantuan tersebut terdiri dari 5 kg beras, 1 kg gula pasir, 1 liter minyak goreng, 1 kotak teh celup, 1 kotak biskuit, dan 1 botol air mineral.

R1 Hee.