Peningkatan Titik Api di Jambi Akibat Masyarakat Kejar Waktu Tanam Sebelum Datang Musim Hujan
Petugas SAR Direktorat Sabhara Polda Jambi memadamkan kebakaran lahan gambut milik salah satu perusahaan di Puding, Kumpeh Ilir, Muarojambi, Jambi, Rabu (11/9/2019). Foto: Antara.
RIAU1.COM -Berdasarkan pantauan satelit telah terjadi peningkatan jumlah hotspot atau titik api yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia terutama di daerah rawan karhutla seperti Kalteng, Kalbar, Kalsel, Riau, Sumsel dan Jambi serta daerah lainnya.
"Untuk Provinsi Jambi, peningkatan ini diindikasikan sebagai akibat dari masyarakat mengejar waktu tanam sebelum datangnya musim hujan dan mereka melakukan pembakaran lahan. Sehingga khusus di Jambi sendiri juga ada peningkatan titik api dan saat ini ada sebanyak 150 an titik api dalam seminggu terakhir yang terpantau dimana yang terbanyak ada di wilayah Kabupaten Muarojambi dan Tanjungjubung Timur," kata Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) Jambi, Kolonel Arh Elphis Rudy dikutip dari Antara, Sabtu (14/9/2019).
Satgas Karhutla Jambi terus berusaha melaksanakan pemadaman dan pendinginan titik api di tengah kesulitan dan kendala berupa panas terik. Angin kencang serta semakin terbatasnya sumber sumber air karena kanal dan embung yang sudah mengering serta lokasi yang jauh dan sulit dijangkau dari sungai.
Saat ini, Satgas telah melakukan berbagai upaya mulai dari pembuatan kanal cacing untuk melokalisir meluasnya kebakaran. Pemadaman dengan penyiraman dan pemadaman manual dengan perlengkapan seadanya karena kesulitan air dan juga dengan pengeboman dengan water bombing.
"Alhamdulillah sampai pukul 08.42 WIB pagi ini, titik api semakin menurun menjadi 26 titik api di Jambi. Saat ini memang sangat membutuhkan adanya rekayasa cuaca untuk menurunkan hujan dan Jambi sudah mengajukan permintaan ke BPPT. Namun demikian daerah yang akan mendapatkan prioritas Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) sesuai kondisi wilayah yang paling memerlukan saat ini adalah Riau, Sumsel, dan Palangkaraya (Kalteng)," kata Elphis yang juga sebagai Dandrem 042 Garuda Putih (Gapu) Jambi.
Upaya lainnya yang dilakukan Satgas Karhutla Jambi di bawah koordinasi BNPB akan membentuk Tim Pasukan Pemadam Reaksi Cepat (PPRC). Dimana, pesawat TMC sudah dimuati bahan baku rekayasa cuaca sambil menunggu berkumpulnya akumulasi 70 persen awan sebagai prasyarat rekayasa cuaca di daerah tertentu yang akan terus dipantau per menit oleh BMKG.
Untuk saat ini, Satuan Tugas Gabungan (Satgasgab) Karhutla Jambi sendiri hari ini akan mendapatkan tambahan alokasi satu heli water bombing lagi. Setelah 4 hari lalu juga mendapatkan tambahan satu heli water bombing. Sehingga, total heli water bombing di Jambi akan menjadi tiga unit dan semoga ini bisa memperkuat Satgas untuk pemadaman secara cepat.
Satgasgab Karhutla Jambi dalam seminggu terakhir juga sudah menerjunkan tambahan pasukan tim PPRC gabungan sejumlah 100 personil tambahan ke beberapa lokasi bergabung dengan personel yang sudah ada ke daerah Dendang dan Kumpeh.
"Kita juga akan menerjunkan tambahan lagi termasuk 1 SSK personel gabungan Yonif R 142 dan Brimob yg akan khusus melaksanakan penjagaan di lokasi yang rawan terjadi dibakar. Kita akan jaga ketat lokasi rawan dengan patroli dan penjagaan disamping sosialisasi yang masih gencar dilakukan. Hal ini dilakukan untuk menekan jumlah masyarakat atau orang tertentu yang ingin membuka lahan dengan cara membakar," kata Elphis.