Bulog Siapkan Anggaran Rp500 Miliar untuk Impor 10 Ribu Ton Bawang Putih

Bulog Siapkan Anggaran Rp500 Miliar untuk Impor 10 Ribu Ton Bawang Putih

24 Maret 2019
Sejumlah petani menujukkan hasil panen bawang putih. Foto: Antara.

Sejumlah petani menujukkan hasil panen bawang putih. Foto: Antara.

RIAU1.COM -Perum Bulog menyiapkan anggaran sekitar Rp500 miliar untuk melaksanakan penugasan impor bawang putih sebesar 100.000 ton dari pemerintah. Impor ini guna stabilisasi harga komoditas tersebut.

"Anggaran yang disiapkan untuk 100.000 ton paling tidak sekitar Rp500 miliar," kata Direktur Pengadaan Perum Bulog Bachtiar Utomo dikutip Antara, Minggu (24/3/2019).

Saat ini, Perum Bulog masih melengkapi persyaratan administrasi. Paling awal adalah surat rekomendasi dari Kementerian Pertanian sudah diterbitkan setelah rapat koordinasi terbatas yang dipimpin Menko Perekonomian.

Saat ini perseroan masih menunggu surat penugasan dari Menteri BUMN, untuk kemudian mengajukan izin ke Kementerian Perdagangan dan mendapatkan persetujuan impor (PI).

Setelah seluruh persyaratan lengkap, Bulog pun segera melakukan lelang impor bawang putih secara terbuka. Bawang putih sebanyak 100.000 ton akan didatangkan dari Tiongkok secara bertahap.

Menurut Bachtiar, pengiriman bawang putih dari Tiongkok memakan waktu sekitar tiga minggu, sehingga diperkirakan impor bawang putih tahap pertama akan masuk pada April mendatang.

"Kalau China tidak terlalu lama sekitar tiga minggu, tidak seperti Brasil dan Argentina, tetapi itu datangnya tidak semua langsung 100.000 ton, nanti rusak. Bertahap kami lihat sesuai animo kebutuhan," katanya.

Keputusan pemerintah untuk membuka impor bawang putih sebesar 100.000 ton melalui Bulog berdasarkan rakor terbatas pada Senin (18/3/2019) yang dipimpin Menko Perekonomian Darmin Nasution.

Rakor tersebut dilatari kenaikan harga komoditas bawang hingga mencapai rata-rata Rp45.000-Rp50.000 per kilogram di tingkat pedagang karena berkurangnya pasokan.

Bawang putih, dalam catatan Kementerian Perdagangan, menjadi salah satu bahan pangan yang dijaga stabilitas harganya karena memberi kontribusi inflasi pada Februari 2019.