40 Kepala Desa, Penggiat Desa, dan Pendamping Desa Studi Banding ke Korea dan China

23 Maret 2019
Mendes PDTT Eko Putro Sandjojo melepas 40 kepala desa untuk studi banding ke Korea dan China, Jumat (22/3/2019).

Mendes PDTT Eko Putro Sandjojo melepas 40 kepala desa untuk studi banding ke Korea dan China, Jumat (22/3/2019).

RIAU1.COM -Sejumlah kepala desa, penggiat desa, dan pendamping desa yang akan mengikuti studi banding ke negara Korea dan China. Studi banding ke luar negeri diharapkan dapat meningkatkan kompetensi dan memunculkan inovasi dalam pengelolaan dan pembangunan desa.

"Ada 40 peserta yang diberangkatkan ke negara Korea dan China. Para peserta dapat membangun jaringan, menambah pengetahuan, dan membuka pasar antarkepala desa dengan mitra luar negeri," kata Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo dikutip dari Antara, Jumat (22/4/2019).

Para kepala desa, pegiat desa, dan pendamping desa diperlukan agar lebih punya wawasan lagi. Diharapkan setelah kunjungan itu, para peserta bisa menerapkan di desanya masing-masing. Untuk tahun ini, Kemendes PDTT telah merencanakan akan mengirim seribu peserta dari kepala desa, penggiat desa dan pendamping desa ke sejumlah negara lainnya untuk studi banding seperti ke negara Jepang, Thailand, Vietnam dan Malaysia.

"Salah satu cara yang paling cepat kita belajar adalah kita melihat negara lain yang relatif sudah maju. Kita harapkan kepala desa dan penggiat desa ini punya wawasan yang lebih lagi," harap Eko.

Kegiatan ini juga penting untuk pengembangan sumber daya manusia di Indonesia. Jadi tidak hanya infrastruktur yang dibangun, tapi juga manusianya.

Sementara itu, Sekjen Kemendes PDTT Anwar Sanusi menyebutkan bahwa para peserta yang mengikuti studi banding ke China akan mempelajari terkait revitalisasi pembangunan desa, kebijakan pengentasan kemiskinan, pertanian modern, perikan air tawar dan diskusi dengan petani lokal di China.

"Sedangkan yang ke negara Korea akan mempelajari terkait pembangunan pemberdayaan masyarakat desa, mengunjungi pusat buah buah kering dan mempelajari pendistribusiannya serta mengunjungi pabrik pengolahan ikan dan pasar-pasar perdesaan di Korea," paparnya.