Kemen ESDM Bakal Bangun 650 Unit Sumur Bor Tahun Ini

12 Maret 2019
Menteri ESDM Ignasius Jonan (kiri) saat meresmikan sumur bor di salah satu daerah di Sumatera Barat. Foto: esdm.go.id.

Menteri ESDM Ignasius Jonan (kiri) saat meresmikan sumur bor di salah satu daerah di Sumatera Barat. Foto: esdm.go.id.

RIAU1.COM -Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sudah membangun sumur bor untuk kebutuhan 6,6 juta jiwa penduduk hingga akhir tahun 2018. Untuk tahun 2019, penduduk yang dilayani akan bertambah 1,8 juta jiwa melalui pembangunan 650 unit sumur bor di seluruh Indonesia.

"Dengan kapasitas debit air mencapai 683,3 ribu m3/tahun, tambahan sumur bor di tahun 2019 ini akan didistribusikan kepada 31 wilayah provinsi dan 232 wilayah kabupaten/kota di seluruh Indonesia," kata Kepala Badan Geologi, Rudy Suhendar dikutip dari Antara, Senin (11/3/2019).

Jika ditelisik ke belakang, sejatinya sumur bor sudah mulai dibangun sejak tahun 2005, baru terbangun 26 unit di tahun tersebut. Pada tahun-tahun berikutnya sumur bor terus dibangun guna memberikan akses air bersih kepada masyarakat sulit air dari Sabang sampai Merauke. Setiap tahun, anggaran Kementerian ESDM untuk pembangunan sumur bor ini terus ditingkatkan.

"Misalnya saja di tahun 2015 dibangun 105 sumur, tahun 2016 sebanyak 197 sumur dan tahun 2017 dibangun 237 buah sumur. Lonjakan pembangunan sumur bor terlihat di tahun 2018, anggaran pembangunan sumur bertambah lebih dari dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya," ungkap Rudy.

Sebanyak 506 titik telah dipasang unit sumur bor yang terdiri dari sumur, pompa selam, rumah pompa, mesin generator kapasitas 10 kVA beserta rumah genset dan penampung air kapasitas 5.000 liter yang dilengkapi dengan kran. Hingga akhir 2018 sudah terdapat 2.288 titik sumur bor telah dibangun yang memberikan layanan air bersih kepada 6,6 juta jiwa.

"Dari titik-titik sumur bor tersebut mengalir 144,4 juta m3 /tahun untuk 499 Desa di 396 Kecamatan yang tersebar di 175 Kabupaten/Kota yang terdapat di 27 Provinsi seluruh Indonesia," jelas Rudy.

Pada tahun 2018, Badan Geologi juga membantu penyediaan sarana air bersih melalui pembangunan sumur bor tanggap darurat sebanyak 55 unit, untuk Gunung Agung di Pulau Bali sebanyak 5 unit untuk bencana erupsi; sebanyak 13 unit untuk bencana gempa bumi di Pulau Lombok dan sebanyak 37 unit untuk bencana gempabumi-tsunami-likuifaksi di Sulawesi Tengah. Pembangunan sumur bor yang sejak 2005 ini diakui bukan perkara mudah.

"Berbagai kendala dihadapi mulai dari proses pencarian sumber air. Proses pengeboran yang terkadang sulit karena tanah yang padat dan berbatu, serta akses transportasi yang sulit untuk wilayah terpencil," sebut Rudy.

Meski demikian, pembangunan sumur bor terus dilakukan sehingga setiap tahun jumlahnya terus meningkat. Mengingat air merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi, baik untuk konsumsi sehari-hari maupun untuk kebutuhan lainnya.