Defisit Migas Makin Besar Mulai 2025, Pemerintah RI Kucurkan Dana Eksplorasi

19 Februari 2019
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar. Foto: Facebook.com

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar. Foto: Facebook.com

RIAU1.COM -Saat ini, ada dana yang cukup besar untuk eksplorasi, baik dalam maupun luar wilayah kerja minyak dan gas. Kegiatan eksplorasi dibutuhkan untuk mengatasi defisit migas yang makin besar mulai 2025 hingga mencapai puncaknya pada 2050.

"Pemerintah siap mengeluarkan dana 1,1 miliar dolar AS untuk kegiatan eksplorasi migas dari total modal komitmen kerja pasti sebesar 2,1 miliar dolar AS atau sekitar Rp31,5 triliun," kata Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar dikutip dari Antara, Selasa (19/2/2019).

Dana sebesar itu bisa digunakan untuk eksplorasi 5-10 tahun ke depan. Dana ini diharapkan terus bertambah.

"Dana eksplorasi saat ini yang berasal dari komitmen kerja pasti dari kontrak-kontrak dengan skema gross split jauh lebih baik dibanding sebelumnya yang hanya sebesar 5 juta dolar AS. Dana tersebut sangat kecil dengan begitu banyak wilayah yang belum dieksplorasi," ungkap Arcandra.

Selain dana eksplorasi, pemerintah juga berencana memperbaiki dari sisi penggunaan data untuk kebutuhan seismik. Data-data kebutuhan untuk eksplorasi akan dibuka bagi perusahaan-perusahaan yang berminat.

“Data-data akuisisi akan dibebaskan. Karena selama ini, dana PNBP dari akses data hanya sekitar 1 juta dolar. Jadi kita akan revisi Permen Nomor 27 Tahun 2006,” ungkap Arcandra.