BPPT dan BMKG Sedang Menyiapkan Alat Sensor Bawah Laut

BPPT dan BMKG Sedang Menyiapkan Alat Sensor Bawah Laut

23 Januari 2019
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati. Foto: Antara.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati. Foto: Antara.

RIAU1.COM -Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sedang menyiapkan sensor bawah laut. Saat ini, alat tersebut sudah diuji coba di Amerika dan Jepang.

"Teknologi deteksi dini melalui sensor bawah laut ini dapat mengetahui kejadian tsunami yang disebabkan baik oleh gempa tektonik, longsoran bawah laut, maupun longosan gunung berapi seperti yang terjadi pada Gunung Anak Krakatau," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dikutip dari Antara, Selasa (22/1/2019).

Pengembangan teknologi sensor bawah laut perlu dua tahun di Amerika. Pengembangan alat ini penuh tantangan.

"Pengembangan teknologi sensor bawah laut tersebut saat ini masih dalam tahap usulan. Paling tidak membutuhkan waktu satu tahun untuk perancangan dan satu tahun untuk uji coba," ungkap Dwikorita.

Sistem deteksi dini tsunami yang ada di Indonesia saat ini dirancang sejak 10 tahun lalu usai bencana tsunami Aceh tahun 2006 silam yang disebabkan oleh gempa tektonik.

"Oleh karena itu, sistem deteksi tsunami yang ada sekarang hanya bisa mendeteksi tsunami yang disebabkan oleh gempa tektonik, belum bisa mendeteksi tsunami akibat longsoran bawah laut atau longsoran gunung api," jelas Dwikorita.