Pemkab Meranti Tertibkan Sampah Liar di Jalan Nelayan

22 Maret 2025
Wabup Meranti, Muzamil tinjau tumpukan sampah di jalan Nelayan

Wabup Meranti, Muzamil tinjau tumpukan sampah di jalan Nelayan

RIAU1.COM - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Meranti bergerak menangani persoalan penumpukan sampah liar di kawasan Jalan Nelayan, atau belakang PLN Selatpanjang. 

Wakil Bupati Kepulauan Meranti, Muzamil Baharudin, turun langsung ke lapangan untuk meninjau lokasi.

Sebagai bagian dari langkah penertiban, penutupan sementara akses jalan ke lokasi pembuangan menjadi keputusan awal yang diambil. Pemerintah juga memindahkan seluruh tumpukan sampah ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Gogok sebagai solusi tanggap darurat.

“Kita tidak bisa membiarkan ini terus berulang. Selain mencemari lingkungan, ini juga menimbulkan kesan bahwa kota kita tidak dikelola dengan baik. Ini soal tata kelola, soal wajah daerah,” tegas Muzamil.

Wakil Bupati menegaskan akan ada pengawasan terpadu untuk mencegah masyarakat kembali membuang sampah di lokasi tersebut. Ia telah memerintahkan Satpol PP, pihak kecamatan dan kelurahan hingga bantuan aparat kepolisian, untuk melakukan patroli rutin dan berjaga di titik rawan.

Tak hanya itu, dalam waktu dekat Pemkab juga akan memasang portal di lokasi untuk membatasi akses kendaraan ke area tersebut. Portal tersebut akan dikontrol oleh petugas sebagai bagian dari sistem pengawasan yang lebih ketat.

“Pemasangan portal ini bukan untuk menghambat masyarakat, tapi untuk mengamankan kawasan dari aktivitas buang sampah sembarangan. Ini langkah preventif,” ujar Muzamil.

Ia juga menegaskan bahwa setelah lokasi dibersihkan dan sistem pengawasan diberlakukan, akses jalan akan kembali dibuka secara terbatas dengan pemantauan penuh dari petugas lapangan.

Kebijakan ini merupakan bagian dari penataan sistem pengelolaan sampah di wilayah perkotaan Meranti. Pemerintah daerah tengah merancang pendekatan jangka panjang, termasuk peningkatan kapasitas infrastruktur TPS, edukasi masyarakat, dan penegakan aturan berbasis kolaborasi lintas sektor.

“Persoalan sampah tidak bisa diselesaikan secara parsial. Kita butuh kerja sama semua pihak, terutama masyarakat, agar budaya tertib dan bersih bisa tumbuh secara kolektif,” demikian Muzamil.*