Ini yang Diinginkan Bupati Meranti dalam Penanganan Karhutla

Ini yang Diinginkan Bupati Meranti dalam Penanganan Karhutla

31 Juli 2024
Usai Apel Kesiapsiagaan Penanganan Karhutla di Meranti

Usai Apel Kesiapsiagaan Penanganan Karhutla di Meranti

RIAU1.COM - Apel Kesiapsiagaan dalam rangka penanganan Karhutla di wilayah hukum Polres Kepulauan Meranti tahun 2024, bertempat di Halaman Mapolres Kepulauan Meranti, Rabu (31/7/2024) turut dihadiri Pelaksana tugas (Plt) Bupati Kepulauan Meranti, H. Asmar.

Apel siaga tersebut dipimpin langsung oleh Kapolres Kepulauan Meranti AKBP Kurnia Setyawan dan diikuti oleh seluruh Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Kepulauan Meranti, Kalaksa BPBD Muhlisin, Kasatpol PP dan Damkar Tunjiarto, Camat Tebing Tinggi Husni Mubarak, Plt Camat Tebingtinggi Barat Rinaldi, dan stakeholder terkait lainnya. 

Dalam amanatnya, AKBP Kurnia Setyawan mengatakan Apel siaga yang digelar merupakan tindak lanjut untuk menyatukan persepsi dan koordinasi dalam pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kepulauan Meranti.

"Dengan dilakukan Apel Siaga ini, setidaknya kita akan monitor bersama-sama untuk mempersiapkan segala sesuatu dalam mengantisipasi terjadinya karhutla," ujar Kapolres.

Sambung dia mengatakan, terdapat beberapa titik terjadi karhutla di Kepulauan Meranti, diantaranya di Kecamatan Tasik Putri Puyu dan Kecamatan Rangsang dan Rangsang Pesisir. 

"Untuk Tasik Putri Puyu tepatnya di Desa Tanjung Padang sudah padam, begitu juga Desa Tanjung Kedabu Rangsang Pesisir, kemudian di Kecamatan Rangsang yaitu tepatnya di Desa Sungai Gayung Kiri dan Desa Gemala Sari yang saat ini masih ada 2 hotspot, tetapi sudah low," terang Kapolres AKBP Kurnia Setyawan.

Sementara itu, Plt Bupati Asmar mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada Kapolres beserta jajaran dan stakeholder terkait lainnya yang telah bekerja sama dalam menanggulangi karhutla di Kepulauan Meranti.

"Kita sudah mengimbau kepada masyarakat agar tidak membakar sembarangan, apalagi saat membersih dan membuka lahan," kata Asmar.

Asmar juga mengatakan dalam penyelesaian karhutla, tidak bisa dilakukan hanya dari satu pihak, perlu adanya kerjasama yang baik antara seluruh stakeholder, baik pemerintah, aparat, lembaga usaha dan masyarakat.

"Mari kita saling bahu membahu agar bencana karhutla tidak terjadi, sehingga tidak ada kabut asap yang merugikan semua pihak," harapnya.*