Dinsos P3AP2KB Meranti Lakukan Pembinaan Sayang Ibu di Kecamatan Rangsang Barat
Foto bersama usai pembinaan kecamatan sayang ibu di Puskesmas Anak Setatah
RIAU1.COM - Untuk mensukseskan perlombaan kecamatan sayang ibu yang diadakan Pemerintah Provinsi Riau, Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3AP2KB) Kabupaten Kepulauan Meranti telah melakukan pembinaan terhadap Kecamatan terpilih untuk mewakili Meranti yakni kecamatan Rangsang Barat.
Kepala Dinsos P3AP2KB Agusyanto Bakar melalui Kepala Bidang PPA Nelfi Gusharyani mengatakan, pembinaan ini merupakan kali kedua yang dilakukan pihaknya guna memberikan pemahaman dan pendalaman kepada masyarakat.
"Ini sudah pembinaan kedua yang kami lakukan. Sekitar tanggal 2 kemarin lah. Sebelumnya pada bulan Februari lalu sudah kita berikan juga pemamahan tentang kecamatan sayang ibu ini" ujar Nelfi kepada Riau1, Selasa (8/10/2019).
Nelfi mengatakan, penilaian lomba kecamatan sayang ibu ini diperkirakan akan berlangsung bersamaan dengan perlombaan Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat Sejahtera (P2WKSS) yang dijadwalkan pada 24 Oktober 2019 ini.
"Mungkin penilaian dari tim provinsi akan dilakukan berbarengan. Kalau P2WKSS itu kan sekitar tanggal 24. Hanya saja berbeda lokasinya, kecamatan sayang ibu di Rangsang Barat sedangkan P2WKSS di Desa Dwi Tunggal Kecamatan Rangsang" ujar Nelfi.
Pada dasarnya, perlombaan kecamatan sayang ibu ini merupakan salah satu upaya dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan anak (KIA).
Untuk itu, Kasi Pemberdayaan Perempuan, Desy Mustika Sandra mengatakan pembinaan ini dilakukan dengan tujuan agar masyarakat dan sektor terkait agar lebih peduli untuk melakukan pencegahan terhadap kematian ibu dan anak.
"Kemarin kita lakukan di puskesmas anak setatah. Bersama kepala puskesmasnya mengumpulkan bidan desa dan 12 kepala desa yang ada di kecamatan tersebut, disanalah kita lakukan pembinaan" ujar Desy.
Dikatakan Desy, dalam pembinaan yang dilakukan, hal yang disampaikan adalah bagaimana kesiapan masyarakat untuk mendonorkan darah dan menyiapkan ambulan desa yang tepat saat menemui kondisi ibu darurat melahirkan.
"Ya kita sampaikan agar masyarakat ikut berperan untuk menurunkan angka kematian saat ibu melahirkan. Salah satunya dengan bersedia mendonorkan darah mereka, atau dengan menyediakan ambulan desa entah itu motor atau bahkan gerobak yang bisa digunakan pada saat keadaan mendesak atau darurat" ungkap Desi.
Tak hanya itu, tambah Desy, pemahaman tentang suami siap antar jaga (suami siaga) juga disampaikan agar ibu yang darurat melahirkan dapat segera ditangani oleh orang yang tepat dan cara yang tepat.