Tingkatkan Kepedulian Terhadap Sampah, Ibu Rumah Tangga Diminta Bawa Tas Sendiri Saat Berbelanja
Tumpukan sampah di TPA gogok/dok.R1
RIAU1.COM - Persoalan sampah hingga saat ini masih menjadi pembahasan yang tak kunjuing usai di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti. Untuk itu, sebagai bentuk kepedulian dan mengurangi jumlah tumpukan sampah yang ada, terutama sampah plastik, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti meminta agar para ibu-ibu membawa tas sendiri saat berbelanja.
Asisten II Setdakab Kepulauan Meranti, Said Asmaruddin, mengatakan, tak hanya di Meranti, sampah memang sudah menjadi masalah klasik yang menjadi persoalan.
"Sampah ini memang persoalan klasik, dari dulu sampai sekarang memang jadi persoalan. Apalagi di Indonesia memang terkenal dengan produksi sampah plastik no 2 di dunia. Sebab plastik sangat sulit untuk terurai," ujarnya, Senin (18/3/2019).
Sampah plastik merupakan sampah yang sangat sulit untuk dimusnahkan. Bahkan membutuhkan waktu hingga puluhan tahun agar sampah tersebut dapat terurai dan musnah.
Namun, sebagaimana diketahui, masyarakat Kepulauan Meranti khususnya kalangan ibu rumah tangga sangat dominan menggunakan barang plastik. Seperti saat berbelanja ke pasar, pasti harus menggunakan kantong plastik dari pedagang untuk membungkus barang belanjaan. Jika kebiasaan itu terus saja terjadi, efeknya kantong plastik tersebut akan terus menumpuk saat akan dibuang.
Hal kecil inilah yang jadi perhatian Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti. Karena jika tidak cepat diatasi, penggunaan kantong plastik akan terus menjadi permasalahan yang rumit.
Untuk itu, ia menyarankan agar masyarakat Meranti, ketika berbelanja agar tidak menggunakan kantong plastik untuk membungkus barang. Sebaiknya, gunakan tas atau kantong bawaan sendiri.
"Misalkan hari ini kaum ibu-ibu belanja, plastik ini jangan dibuang, sebaiknya disimpan dan besoknya dipakai lagi. Jadi jangan belanja menggunakan kantong plastik yang diberikan pedagang, sehingga setiap harinya menumpuk. Atau buat tas sendiri dari kain," kata Said Asmaruddin.
Dengan begitu, ia menilai upaya itu adalah salah satu bentuk kepedulian terhadap persoalan sampah. Jadi sangat penting disosialisasikan ke masyarakat, terutama yang rutin menggunakan benda yang terbuat dari bahan plastik.
Seperti diketahui, Rata-rata jumlah sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang berada di Desa Gogok kecamatan Tebing Tinggi Barat mencapai 67 ton per hari. Bahkan tumpukan sampah tersebut saat ini sudah menggunung dan belum menemui jalan keluar.