Kerbau mati mendadak di Kuansing
RIAU1.COM - Penyakit sapi ngorok yang menyerang ternak kerbau di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) beberapa waktu terakhir membuat masyarakat rugi besar.
Kerbau yang biasa dijual untuk kebutuhan hari raya Qurban itu dengan harga mahal, kini masyarakat hanya menjual kerbau dengan harga murah ke toke karena ternak sudah terpapar ngorok.
Berdasarkan keterangan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Provinsi Riau, Herman mengatakan, terkait temuan kerbau mati di Kuansing pihaknya sudah mendapat laporan dari Dinas Peternakan Kuansing. Dimana tim sudah turun ke lokasi ternak yang terpapar penyakit sapi ngorok.
"Hasil sementara, dari investigasi tim Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Kuansing, di lokasi ditemukan 10 ekor mati bangkai, dan ratusan ekor dijual dan dilakukan potong paksa oleh masyarakat," kata Herman, Selasa (9/5).
Lalu Herman menyampaikan, atas kasus ini masyarakat di Kuansing yang dirugikan. Pasalnya mereka harus menjual kerbau dengan harga murah karena terpaksa ke toke.
"Kita kasihan juga lihat masyarakat yang menjual kerbaunya dengan terpaksa karena kena penyakit ngorok. Itu masyarakat jual kerbaunya hanya Rp4 juta paling mahal kalau kena ngorok. Padahal kalau harga normal diatas Rp20 juta," ungkapnya.
"Tapi karena masyarakat takut daripada kerbaunya mati, ya terpaksa dijual dengan harga segitu (Rp4 juta). Karena daging kerbau yang kena ngorok ini masih bisa dikonsumsi," sambung dia.
Atas kejadian itu, lanjut Herman, pihaknya sudah menurunkan tim ke Kuansing untuk memutus penularan penyakit ngorok yang menyerang kerbau masyarakat.
"Kita sudah turunkan tim kemarin sore. Tim sekaligus membawa vaksin SE sebanyak 2.000 dosis. Awalnya 1.000 dosis, tapi karena stok kita masih banyak kita tambah lagi menjadi 2.000 dosis," sebut dia lagi.*