
Wartawan Gadungan Pelaku Pemerasan/Net
RIAU1.COM - Dikabarkan seorang pria mengaku wartawan di Kota Batu ditangkap polisi karena diduga melakukan tindak pidana pemerasan.
Pelaku bernama Yohannes Lukman Adiwinoto (40) warga Blimbing, Kota Malang, dan satu lagi oknum petugas Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (PT2TP2A) Kota Batu.
Kapolres Batu AKBP Andi Yudha Pranata menjelaskan, dugaan pemerasan berawal dari kasus tindak pidana pencabulan yang dilakukan oleh salah satu pengasuh pondok pesantren (Ponpes) di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Di mana kejadian dugaan pencabulan itu berlangsung pada 24 September 2024, dan masih dalam proses penyelidikan.
"Proses penyelidikan yang dilakukan oleh Polres Batu. Rupanya ada sejumlah oknum yang kemudian melakukan aktivitas-aktivitas diduga pemerasan dengan memanfaatkan peristiwa yang sedang berlangsung," ucap Andi Yudha Pranata, saat rilis di Mapolres Batu, pada Selasa siang (18/2/2025).
Saat proses penyelidikan itu pula, diduga kedua orang ini memainkan perannya sebagai oknum jurnalis dan satu orang di antaranya merupakan petugas PT2TP2A di bawah naungan Dinas Sosial, memainkan perannya. Keduanya mencoba memediasi antara kedua belah pihak, dari pengurus ponpes dan korban terduga pencabulan.
"Salah satu di belakang saya ini mencoba untuk inisiasi adanya proses mediasi namun teman-teman dari PT2TP2A Kota Batu, ini tetap menyimpulkan atau menyepakati ini harus dilanjutkan ya perlindungan terhadap anak harus tetap ditegakkan," tuturnya.
Di saat proses inisiasi itu, para pelaku meminta uang sebesar Rp 40 juta, yang sedianya digunakan memproses kasus dugaan pencabulan. Uang itu ternyata digunakan oleh para pelaku dengan dibagi rata, yakni FDY sebesar Rp 3 juta, kemudian wartawan gadungan bernama Yohannes Lukman Adiwinoto menerima Rp 22 juta, dan sisanya Rp 15 juta, dibayarkan ke salah satu pengacara untuk mendampingi kasus tersebut.*