FK Unri Gandeng Biddokkes Polda Riau Beri Penyuluhan Cegah Meningkatnya Kekerasan Seksual Anak
Biddokes Polda Riau bersama FK Unri saat anjangsana ke Panti Asuhan, untuk sosialisasi pencegahan kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur
RIAU1.COM -Fakultas Kedokteran Universitas Riau (FK Unri) menggandeng Bidang Kedokteran Kesehatan (Biddokkes) Polda Riau, dalam penyuluhan antisipasi kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur. Sosialisasi ditujukan kepada anak-anak panti asuhan.
Diketahui, anak di bawah umur paling rentan jadi sasaran kejahatan seksual. Banyak faktor pemicunya, antara lain minimnya wawasan, kurangnya pengawasan hingga lemahnya mereka secara individu, sehingga kerap jadi objek orang dewasa.
Data dari Biddokes Polda Riau mencatat, tahun 2018 ini ada 10 persen peningkatan kasus kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur, dengan rentang usia 18 tahun ke bawah. Sebab itu, perlu adanya sosialisasi, guna menekan jumlah tersebut.
Ini pula yang memotori FK Unri melakukan penyuluhan dan anjangsana. Acara digelar Jumat (5/10/2018), di Panti Asuhan Putri Asyiah Jalan KH Ahmad Dahlan, Kecamatan Sukajadi Pekanbaru. Ini bukan kali pertama, namun kegiatan penyuluhan yang rutin digelar.
"Kegiatan sosial ini rutin kita lakukan, kerjasama antara Biddokkes Polda Riau dengan FK Unri," ungkap Dekan FK Unri Dr. dr Dedi Afandi, DFM, Sp.FM (K).
Program yang diinisiasi bersama antara FK Unri dan Biddokes Polda Riau tersebut sebagai bentuk kepedulian sosial. Ada beberpa poin penyuluhan yang dipaparkan, agar pihak yayasan dan anak-anak memahami sehingga dapat terhindar dari potensi kekerasan seksual.
Panti asuhan yang dihuni sekitar 35 orang anak ini pun sangat antusias dengan program tersebut. Di sana dipaparkan mulai dari bahaya kejahatan seksual terhadap anak di bawah umur, hingga mengetahui cara pencegahannya.
"Tujuannya untuk memberi wawasan tentang bahaya kejahatan seksual terhadap anak di bawah umur yang saat ini marak terjadi, serta mengetahui bagaimana cara mencegahnya," yakin Dedi Afandi.
Senada dengan itu, Kabid Dokkes Polda Riau Kombes Asmarahadi menyebutkan, ada beberapa hal yang memicu anak di bawah umur rentan menjadi sasaran kejahatan seksual, misalnya kurangnya wawasan hingga minimnya pengawasan pihak pengelola panti asuhan.
"Apalagi anak di bawah umur merupakan objek terlemah, sehingga sering dijadikan sasaran perilaku kekerasan seksual. Dengan penyuluhan, kira harap pihak yayasan dan anak-anak ini dapat mengetahui berbagai upaya untuk mencegahnya," terang Asmarahadi.
Bayangkan saja, dari data visum yang masuk ke RS Bhayangkara Polda Riau tahun ini, 15 persen diantaranya adalah terkait kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur. Bahkan dari jumlah tersebut, lima persen korban kekerasan seksual adalah anak laki-laki yang jadi korban sodomi.
Selain acara penyuluhan, anjangsana juga diisi dengan bakti sosial, berupa pemberian Sembako kepada anak yatim, yang diterima langsung secara simbolik oleh pengasuh Panti Asuhan Putri Asyiyah, Sri Paulina. Ini sebagai bentuk kepedulian sosial bagi anak-anak tersebut.
Selain Dekan FK Unri dan Kabid Dokkes Polda Riau, hadir pula dalam acara ini diantaranya Karumkit Bhayangkara Pekanbaru AKBP dr Khodijah MM, Ketua KJF Forensik dan Medikolegal FK Unri dr M Tegar Indrayana Sp FM, Ketua Panti Asuhan Putri Asyiyah Sri Paulina, pejabat utama Biddokkes dan RS Bhayangkara Polda Riau serta Dokter Muda Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK Unri.