Ilustrasi (Int)
RIAU1.COM -Seorang Balita berusia sekitar 18 bulan di Kota Pekanbaru, Riau menghembuskan nafas terakhirnya beberapa jam setelah dianiaya pria dewasa yang tak lain ayah tirinya, berinisial Ha (30).
Nyawa Balita berinsial An tak tertolong, setelah beberapa jam sebelum meninggal dunia mengalami tindakan kekerasan dari ayah tirinya Ha. Keterangan sementara pihak berwajib, An dianiaya cuma karena rewel dan menangis.
Bahkan, tindakan kekerasan yang dialami korban bukan sekali, namun sudah sering. Ibu kandung An berinisial Re pun tak bisa berbuat banyak, lantaran ikut dipukuli suaminya apabila mencoba melerai.
Kapolresta Pekanbaru Kombes Nandang Mu'min Wijaya melalui Kapolsek Bukit Raya Kompol Bainar menjelaskan, puncak aksi penganiayaan itu dilakukan pelaku pada Rabu 3 Juni 2020 dinihari, di mana saat itu korban menangis.
Diduga kesal karena korban rewel, Ha pun membawa An ke kamar mandi dan memandikannya. Tidak cuma itu, kepala korban juga dibenamkan ke air. "Puncaknya Rabu dinihari, korban rewel lalu dipukul, dibawa ke kamar mandi," kata Bainar.
Usai itu, korban lalu dibawa ke kamar tidur. Ketika itu An masih menangis menyulut emosi Ha. Ia kemudian membenturkan kepala bocah malang itu ke dinding kamar bahkan memelintir tangan mungil korban. Bahkan dadanya juga diinjak.
"Namanya anak-anak pasti rewel. Ibu si korban ini kalau membela juga ikut dipukul oleh pelaku. Tersangka juga tak bergaul, istrinya juga tak berani ke luar. Pengakuan istrinya, ia juga dianiaya, mata dan kepala," papar Kapolsek Bukit Raya.
Tubuh mungil An tak kuasa menerima penganiayaan dari ayah tirinya, membuat balita tersebut tak bergerak setelah beberapa waktu kemudian. Melihat itu, ibu korban meminta Ha agar membawa korban ke rumah sakit.
Bukannya bertanggung jawab, Ha justru menghilang dan tak kembali ke rumah dengan dalih mencari pinjaman uang. Re yang khawatir dengan kondisi buah hatinya kemudian mengabarkan tetangga. Tapi apa dikata, ternyata An sudah meninggal dunia.