Seorang Pria Dilumpuhkan usai Terlibat Kontak Senjata di Air Hitam Pekanbaru, Senpi Rakitan Disita

RIAU1.COM -Aparat kepolisian di Pekanbaru, Riau terpaksa melumpuhkan seorang pria dengan tembakan terukur yang tepat mengenai bagian punggungnya, Rabu 22 Mei 2019 petang tadi. Pria tersebut pun ambruk dan kini mendapat perawatan di RS Bhayangkara Polda Riau.

Dari pria yang belakangan diketahui berinisial A tersebut, polisi turut menyita senjata api rakitan, lengkap dengan pelurunya. Pistol itu pula yang digunakannya untuk melakukan perlawanan dan berupaya kabur, sehingga senjata api polisi terpaksa menyalak dan peluru mengenai punggungnya.

Informasi sementara yang dirangkum Riau1.com, penangakapan tersebut dilakukan di Jalan PLN daerah Air Hitam, Pekanbaru pada petang tadi. Polisi yang hendak meringkus A sempat terlibat kontak senjata, sebelum pria tersebut rubuh dihantam timah panas.

Tertangkapnya A, bermula saat jajaran Polsek Rumbai Pesisir mengendus keberadaan pria tersebut di Air Hitam. Pihak Polsek pun kemudian meminta bantuan (back up) kepada unit Resmob dari Subdit III Reskrimum Polda Riau.

Mendapat informasi itu, Kanit Resmob Polda Riau Kompol Meilki Bharata SH SIK pun turun memimpin penangkapan bersama jajarannya. Saat itulah, A melakukan perlawanan dan berusaha kabur, namun dapat digagalkan setelah diterjang peluru di punggung sebelah kiri.

A pun ambruk dan langsung diamankan. Ia lalu dibawa ke RS Bhayangkara untuk mendapat perawatan, dengan dijaga oleh beberapa polisi di depan kamarnya.

Pantauan Riau1.com pada Rabu malam, tampak Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru AKP Awaluddin Syam dan Kapolsek Rumbai Pesisir Kompol Ardinal juga berada di RS Bhayangkara. A pun sempat diinterogasi singkat.

Kabarnya, A jadi sasaran penangkapan pihak berwajib atas dugaan keterlibatan aksi kejahatan serta dugaan peredaran Narkoba. Selain meringkus pria tersebut, polisi juga turut menyita dua pucuk senjata api (Pistol) rakitan, berikut dengan pelurunya.

Sementara ini, belum ada keterangan resmi dari kepolisian, di mana kasusnya diakui masih dalam proses pengembangan.