Diduga Aniaya Pesepak Bola U-17, Oknum Wasit di Pekanbaru Dilaporkan ke Polisi

14 Februari 2019
Ilustrasi

Ilustrasi

RIAU1.COM -Oknum wasit sepakbola dilaporkan ke Polresta Pekanbaru, Provinsi Riau atas dugaan penganiayaan. Korbannya pemain muda U-17 dari klub Bantan FC bernama Nurul Ilham Rezkianda.

Dugaan penganiayaan yang dialami korban ini terjadi saat digelarnya Turnamen U-17 Sijori Championship di Stadion Kaharudin Nasution Pekanbaru. Saat itu, klub yang dibela Nurul ikut dalam kompetisi tersebut.

Dikutip Riau1.com dari kantor berita antarariau, Polresta Pekanbaru setakat ini tengah menyelidki kasus dugaan penganiayaan tersebut, ini dibenarkan oleh Kasubag Humas Polresta Pekanbaru Ipda Budhia Dianda.

"Saat ini proses penyelidikan tengah berjalan," jawabnya, Kamis 14 Februari 2019. Adapun oknum wasit yang dipolisikan itu berinisial AGP, wasit Liga 1 di Kota Pekanbaru yang telah mengantongi lisensi FIFA sejak 2018.

Dugaan penganiayaan ini membuat korban terluka di bagian pelipis matanya. Dalam proses penyelidikan, Ilham beserta saksi-saksi lainnya telah menjalani pemeriksaan di Mapolresta Pekanbaru, Rabu kemarin.

Ilham dan manager tim Bantan FC, Adam Fauzi menjelaskan insiden penganiayaan tersebut terjadi pada pekan pertama Februari 2019 dalam turnament Sijori Championship yang sejatinya merupakan turnamen persahabatan antara tiga negara, yakni Singapura, Johor (Malaysia) dan Riau (Indonesia).

Namun, kata Adam, dua negara tetangga membatalkan hadir. Sehingga turnamen hanya diikuti empat klub asal Riau, yakni Bengkalis (Bantan FC), Kampar, Rokan Hulu dan Pusat Pembinaan Pelatihan Pelajar (PPLP) Riau.

Dijelaskannya, insiden pemukulan berawal ketika Bantan FC yang telah mengantongi empat poin melakukan protes akibat pertandingan dua tim lainnya terindikasi ada kecurangan berupa pengaturan skor.

Saat itu, oknum wasit AGP tidak memimpin pertandingan, namun berada di tempat panitia selaku ketua pengadil lapangan hijau. Protes yang dilayangkan Adam ternyata berbuntut panjang.

AGP serta dua rekan offisial pertandingan lainnya mengejar tim Bantan FC hingga ke parkiran kendaraan. "Dengan kasar dia (AGP) menyebut kami orang kampung. Bahkan, dia juga memukul pemain kami dengan tinju tangan kanannya hingga anak kami berdarah," lanjutnya.

Tak sampai disitu, AGP juga menantang kepada tim sepakbola Bantan FC melaporkannya ke Polisi. "Kami langsung membuat laporan polisi. Awalnya ke Polda Riau namun kemudian diarahkan ke Polresta Pekanbaru. Anak kami juga sudah divisum," singkatnya.

Wartawan beberapa kali berupaya menghubungi AGP guna mengkonfirmasi insiden tersebut. Namun, AGP belum menanggapi telepon dan pesan singkat wartawan.


Sumber: Antara Riau