Masyarakat Pulau Rempang temui bakal calon Wali Kota Batam, Amsakar Achmad
RIAU1.COM - Saat ini penolakan warga Pulau Rempang mengenai rencana relokasi terkait Program Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco City semakin mencuat.
Dalam pertemuan dengan bakal calon Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, Selasa, 3 September 2024 di Pantai Melayu, warga dari 16 Kampung Tua menyuarakan keresahan dan tuntutan mereka agar kampung halaman mereka tidak diganggu.
Gerisman Achmad, tokoh masyarakat Kecamatan Galang, secara tegas meminta Amsakar untuk memperjuangkan aspirasi warga yang merasa terusik oleh rencana relokasi tersebut.
"Kami minta jangan diusik. Presentase kampung tua tidak sampai 20 persen. Bukan kami menghalangi, tapi tolong selamatkan kampung kami yang tidak lebih dari 20 persen ini," ujar Gerisman yang dimuat Batamnews.
Lalu Gerisman juga mengungkapkan kekecewaan warga terkait pernyataan yang menyebut Pulau Rempang sebagai pulau tak berpenghuni. Menurutnya, pernyataan tersebut telah melukai marwah Melayu.
"Yang kita pilih adalah orang Melayu, bukan Eropa, atau Amerika. Kalau Marwah Melayu sudah diacak-acak artinya dia bukan orang Melayu," tegasnya.
Lebih lanjut, Gerisman mengkritisi Badan Pengusahaan (BP) Batam yang belum memberikan pengakuan terhadap eksistensi 16 Kampung Tua di Pulau Rempang. Ia bahkan menceritakan pengalaman pribadi saat mendapatkan intimidasi dan kriminalisasi ketika pertama kali menyuarakan penolakan terhadap relokasi tersebut.
"Kami bukan melawan pemerintah, kami hanya minta pengakuan pemerintah," katanya.
Menanggapi keluhan warga, Amsakar Achmad berjanji akan membawa aspirasi masyarakat ini ke pemerintah pusat.
"Karena ini PSN, jadi ranahnya sudah di pusat. Saya akan sampaikan hal ini ke pusat," kata Amsakar, mengakui bahwa penanganan isu ini berada di luar kewenangan daerah.
Saat ini, warga Kecamatan Galang di Pulau Rempang tetap bertahan dan menolak relokasi. Mereka berharap suara mereka didengar dan dipertimbangkan dalam pelaksanaan proyek Rempang Eco City, demi menjaga kelestarian kampung dan budaya mereka.*