ilustrasi/net
RIAU1.COM - Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Batam, Kepulauan Riau unjuk rasa di depan Mako Polresta Barelang, Senin (20/3).
Puluhan mahasiswa menjalankan aksinya menggunakan mobil komando, namun aksi tersebut tak bertahan lama karena sempat ricuh dan dihentikan oleh sejumlah personel pihak kepolisian.
Aksi yang dilakukan mereka yakni berhubungan dengan penanganan kasus penggelapan dana milik nasabah KSP Karya Bhakti yang saat ini ditangani oleh Satreskrim Polresta Barelang, mereka menduga bahwa pihak kepolisian kurang serius dalam penanganan kasus tersebut.
Rian Prayogi salah seorang mahasiswa seperti dimuat Batamnews mengatakan, sesampainya di lokasi massa dan juga mobil komando diminta bubar oleh poliei. Sempat terjadi dorong-dorongan hingga terjadinya kericuhan didepan Mako Polresta Barelang.
"Mobil komando disuruh bubar saat baru sampai, kejadiannya juga cukup cepat," ujar Rian.
Menurutnya, terdapat tiga orang yang dibawa masuk kedalam Polresta Barelang oleh petugas kepolisian. Selain itu, banyak juga mahasiswa yang mengalami luka-luka saat keributan tersebut berlangsung.
"Ada tiga orang yang ditahan didalam, banyak yang luka-luka, ada yang bibirnya pecah, ada yang matanya luka dan ada juga yang tangannya terkilir," kata dia.
Dikatakannya bahwa pihaknya meminta kejelasan dalam pengusutan perkara tersebut. Meskipun sudah ada yang ditetapkan sebagai tersangka namun itu hanya satu orang.
"Kami menduga bahwa kasus penggelapan itu lebih dari satu orang," sebutnya.
Saat dikonfirmasi, Kasat Reskrim Polresta Barelang, Kompol Budi Hartono membantah jika ada orang yang ditahan dalam kericuhan tersebut. Hanya saja ia mengatakan bahwa terdapat tiga orang yang diamankan untuk dimintai keterangan oleh pihak kepolisian.
"Bukan ditahan, kita amankan untuk dimintai keterangan," kata Hartono.
Lebih lanjut, Hartono menjelaskan bahwa aksi yang mereka lakukan tersebut sama sekali tak mengantongi izin. "Sebelumnya mereka juga telah melakukan audiensi dan sudah diberikan jawaban," ucapnya.
Terpisah, Imam salah satu nasabah dan juga korban dalam keributan tersebut mengatakan bahwa tangannya mengalami cidera saat terjadinya kericuhan tersebut. Ia mengatakan ditarik oleh sejumlah oknum tak dikenal hingga terjatuh.
"Tangan saya bekas patah, baru selesai operasi, ditarik sama oknum hingga terjatuh dan saat ini cidera lagi," sebutnya.
Kendati demikian, Imam tak mengetahui siapa oknum tersebut yang menarik dirinya hingga terjatuh. Hanya saja ia mengatakan bahwa di lokasi hanya ada massa dari mahasiswa dan juga pihak kepolisian.
"Saya tak tau karena kejadian begitu cepat berlangsung, di situ hanya ada massa aksi demo dan juga pihak kepolisian," pungkasnya.*