Direktur Keuangan PT PIS Diah Kurniawati. Foto: Istimewa.
RIAU1.COM -Integrated Terminal Tanjunguban Pertamina di Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), terus meningkatkan performa dan kesiapannya menjadi trading hub di Asia Tenggara. Sejak dilaksanakannya program pemindahan titik serah terima logistik dari luar negeri ke dalam negeri atau supplier head stock (SHS), jumlah kargo yang dikelola terminal terus meningkat.
Hal ini diungkapkan Direktur Keuangan PT Pertamina International Shipping (PIS) Diah Kurniawati dalam rangkaian kunjungan Management Walkthrough (MWT) ke Tanjunguban pada 18 Juli 2024.
"Integrated Terminal Tanjung Uban dikelola oleh PT Pertamina Energy Terminal (PET), anak usaha dari PT PIS, Sub-Holding Integrated Marine Logistics (SH IML) Pertamina. Posisi terminal Tanjunguban sangat strategis dekat Selat Malaka," katanya.
Sebelumnya, Terminal Pertamina Tanjunguban hanya mengelola distribusi BBM dan LPG di Pulau Sumatera. Terminal ini juga mendistribusikan BBM dan LPG ke bagian barat Pulau Kalimantan.
Melalui program SHS yang dimulai pada 2022, telah terdapat penerimaan kargo SHS sebanyak 13 kapal, dengan kapasitas 4,83 juta barel. Fase berikutnya yakni pada akhir 2023 hingga Juli 2024 sebanyak 18 kapal dengan kapasitas 5,3 juta barel.
“Integrated Terminal Tanjunguban dengan status Pusat Logistik Berikat (PLB) ini menjadi sebuah keuntungan bagi SH IML. Dengan fasilitas yang lebih baik dan posisi strategis menjadi daya tarik pelanggan berskala global, tentu hal ini sejalan dengan rencana dan strategi SH IML untuk mengembangkan market non-captive," ucap Diah.
Berbagai upgrade dari PET selama beberapa tahun terakhir, membuat terminal kini memiliki tingkat throughput sebesar 8.715 Kiloliter per hari untuk bahan bakar minyak dan 2.693 metrik ton per hari untuk LPG dengan jumlah 200 ship call per bulannya.
Dalam rencana SHS pada 2025-2028, Terminal Tanjunguban akan diposisikan sebagai trading hub bagi konsumen luar dan dalam negeri. Hal ini salah satunya dilakukan dengan memaksimalkan blending facility untuk produk gasoline, sehingga dapat mengelola 2 hingga 3 komponen sekaligus dalam satu tanki.