Saipul Bahri, Penyelamat Generasi Milenial Karimun Kepri Lewat Musik Perkusi

Saipul Bahri, Penyelamat Generasi Milenial Karimun Kepri Lewat Musik Perkusi

9 Agustus 2023
Anak-anak perkampungan Jawa di Tanjungsari Poyo, Pulau Kundur, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepri saat latihan musik perkusi dari ember bekas. Foto: Istimewa.

Anak-anak perkampungan Jawa di Tanjungsari Poyo, Pulau Kundur, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepri saat latihan musik perkusi dari ember bekas. Foto: Istimewa.

RIAU1.COM -Saipul Bahri merupakan seorang guru Sekolah Dasar Negeri (SDN) 14 Bandul, Kecamatan Tasik Putri Puyu, Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau. Saipul berasal dari perkampungan Jawa di Tanjungsari Poyo, Pulau Kundur, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Saipul berasal dari keluarga tak mampu. Karena, sang ayah pergi entah kemana. Kata ibunya, ia harus bekerja jika ingin melanjutkan pendidikan.

Saipul juga aktif sebagai penggiat musik Melayu di sanggar saat SMA. Sanggar ini dipimpin oleh guru SMA, tempatnya sekolah.

Ia dan rekan-rekannya menampilkan Pantomim Kundur. Di sanggar ini, Saipul juga belajar musik Melayu secara otodidak.

Usai tamat pendidikan SMA, Saipul diterima sebagai honorer di sekolah dasar di kampungnya. Dengan modal gaji honorer, Saipul melanjutkan pendidikan di Universitas Terbuka (UT) secara online (daring). Sehingga, ia tak perlu mengeluarkan biaya yang besar dalam menempuh pendidikan.

"Saat pulang mengajar, saya dihentikan oleh ketua RW setempat bernama Imam. Saya diminta mengajak anak-anaknya muda di kampung untuk belajar musik di sanggar," kata Saipul dalam sesi wawancara secara online yang difasilitasi oleh ASTRA, Rabu (2/8/2023).

Anak-anak muda di Tanjungsari Poyo ini lebih suka melakukan aksi balap liar dan berkumpul-kumpul. Ipul berpikir keras agar anak-anak muda ini bisa diajak bergabung di sanggar.

Ia mencari berbagai referensi, termasuk di YouTube. Akhirnya, ide itu muncul. Musik perkusi dari barang bekas cocok bagi anak-anak muda ini. Anak-anak muda berhasil diajak sebanyak 15 orang.

"Saya kumpulkan potongan besi, galon air, dan drum untuk memandikan jenazah. Saya melatih mereka setiap malam. Saya mengiringi mereka dengan biola," ucap Saipul.

Setelah beberapa kali latihan, tim perkusi yang dipimpin Saipul di acara Sumpah Pemuda pada 2015.

Kegiatan Sumpah Pemuda ini digelar oleh Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI). Penampilan perdana ini berhasil menarik perhatian pihak lain.

Tim Saipul diundang di berbagai acara Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) pada akhir 2015. Penampilan tim perkusi Saipul ternyata dilirik oleh pejabat Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Karimun.

Saipul dan tim perkusinya diminta tampil di acara serah terima jabatan (sertijab) Komandan Lanal Karimun pada 2016. Salah seorang pejabat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Karimun mengatakan agar Saipul mengisi acara di Lanal Karimun.

"Sebelum tampil, kami diminta menyatukan persepi soal acara yaitu sesuai tuntutan dan harus sempurna. Saya harus bisa menerima tantangan tersebut," ujar Saipul.

Tim Saipul dituntut tampil dengan konsep yang telah dibuat Lanal Karimun. Timnya diminta mengiringi penampilan peserta lain seperti Karate dan Pramuka.

"Kami harus membawakan lagu Gemu Fa Mi Re. Meski senar biola sempat putus, kami bisa melalui semua itu. Usai penampilan itu, kami menjalin kerja sama dengan Lanal Karimun pada akhir 2016. Hingga kini, tim perkusi ini rutin diundang untuk tampil," tutur Saipul.

Meski bayaran sekali tampil Rp150.000 per orang, namun hal itu sudah menjadi kebanggaan. Pasalnya, tim perkusi anak-anak Kundur ini sudah ditonton orang.

Atas prestasi ini, banyak anak-anak muda yang bergabung di sanggar tempatnya berlatih. Kegiatan balap liar sudah mulai hilang.

Tim perkusi ini membuat dampak positif ke pola pikir anak. Tak hanya acara Lanal Karimun, tim perkusi ini juga tampil di acara TNI Angkatan Darat dan Polri.

Meski begitu, Saipul harus tetap melanjutkan kuliah. Ia mencari beasiswa melalui jaringan internet. Dalam pencarian itu, ia menemukan iklan online yang melintas yaitu ASTRA. Dalam iklan itu, peserta yang ini memenangkan beasiswa harus mengirim karyanya.

"Saya dihubungi oleh ASTRA. Saya mendapatkan penghargaan di bidang pendidikan dari Astra pada 2018," ungkap Saipul.

Pada tahun yang sama, ia lulus tes Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) pada 2018. Ia ditempatkan di SDN 14 Bandul, Kecamatan Tasik Putri Puyu, Kabupaten Kepulauan Meranti pada 2019.

"Di Riau, saya juga kembangkan kegiatan seperti di kampung halaman. Saya ikutkan generasi muda di tempat saya mengajar dan dapat penghargaan di bidang lingkungan dari ASTRA pada 2021," ucap Saipul.

Kini, tim perkusi tetap berkreasi di Tanjungsari Poyo. Bahkan, ada salah seorang anggota tim perkusi yang berhasil menjadi ikut seleksi di Akademi TNI Angkatan Laut.

Karena sering tampil di Lanal Karimun, kegiatan sanggar ini terus dilanjutkan. Meski, Saipul sudah berada di Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau. Karena, tim perkusi ini masih dinaungi oleh Lanal Karimun.

"Awalnya, kami hanya menaungi anak-anak lokal. Kini, tim perkusi yang aktif sekitar 50 orang karena regenerasi," pungkas Saipul.