Ilustrasi/Republika
RIAU1.COM - Saat ini tedapat sebanyak 6.445 anak di Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) tercatat tidak bersekolah, baik karena putus sekolah maupun tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Data ini berasal dari Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kemendikbud dan menjadi peringatan serius bagi pemerintah setempat. Dari total tersebut, 3.608 anak mengalami putus sekolah (dropout), sementara 2.837 anak yang telah lulus tidak melanjutkan ke jenjang lebih tinggi.
Untuk merespons situasi tersebut, Dinas Pendidikan Kota Batam menggelar Sosialisasi Penanganan Anak Tidak Sekolah pada Kamis (5/9) lalu. Kegiatan ini bertujuan menyusun strategi komprehensif guna menurunkan angka anak yang tidak bersekolah di Batam.
Acara sosialisasi tersebut diresmikan oleh Sekretaris Daerah Kota Batam, Jefridin, yang hadir mewakili Wali Kota Batam, Muhammad Rudi. Dalam sambutannya, Jefridin menegaskan bahwa memastikan akses pendidikan bagi seluruh anak adalah bagian dari upaya menciptakan masa depan yang lebih baik, baik bagi individu maupun kota.
“Pendidikan adalah hak dasar setiap anak. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk memastikan mereka mendapatkan pendidikan yang layak. Ini bukan hanya tentang masa depan mereka, tetapi juga tentang masa depan Batam,” kata Jefridin yang dimuat Batampos.
Jefridin juga menyoroti bahwa penanganan masalah ini membutuhkan sinergi antarinstansi. Dinas Pendidikan Batam tidak bisa bergerak sendiri, melainkan perlu bekerja sama dengan Dinas Sosial, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana, serta berbagai dinas terkait lainnya.
“Dinas Pendidikan harus berkolaborasi dengan instansi lain untuk mengidentifikasi anak-anak yang membutuhkan bantuan, baik secara finansial maupun sosial, agar mereka bisa kembali bersekolah,” sebut dia.
Beberapa langkah strategis telah disiapkan oleh Pemko Batam, di antaranya pemetaan dan identifikasi anak tidak sekolah, Program Reintegrasi Sekolah, pemberian bantuan dan beasiswa, serta pelibatan orang tua dan masyarakat dalam mendukung pendidikan anak.
Jefridin optimis bahwa dengan kolaborasi dan komitmen bersama, Kota Batam akan mampu mengatasi tantangan ini. Sosialisasi ini diharapkan menjadi langkah awal yang signifikan dalam menurunkan jumlah anak yang tidak bersekolah, sehingga generasi muda Batam bisa lebih berdaya saing di masa depan.*