Potensi Zakat di Kota Batam Capai Rp 200 Miliar per Tahun

18 Maret 2025
Ilustrasi/Freepik

Ilustrasi/Freepik

RIAU1.COM - Potensi dana zakat dii Kota Batam cukup besar. Kepala Kantor Kemenag Kota Batam, Budi Dermawan, menyebutkan bahwa potensi zakat di Batam diperkirakan mencapai Rp 200 miliar per tahun.

“Potensi zakat di Kota Batam sangat besar, saya memperkirakan berkisar Rp 200 miliar per tahun. Jika jumlah ini bisa dikelola secara produktif, saya yakin angka kemiskinan di Batam akan berkurang secara signifikan,” ujar Budi, Senin (17/3) yang dimuat Batampos.

Lalu Budi menambahkan, bahwa dana zakat bisa digunakan secara produktif untuk membantu masyarakat miskin agar lebih mandiri secara ekonomi. Namun, menurutnya, pemberian zakat dalam bentuk produktif harus disertai dengan bimbingan dan pengawasan kepada penerima manfaat agar penggunaannya tepat sasaran.

“Jika zakat diberikan dalam bentuk produktif, seperti modal usaha atau pelatihan keterampilan, maka harus dibarengi dengan pendampingan yang berkelanjutan. Dengan begitu, penerima manfaat dapat mengelola bantuan tersebut secara optimal dan tidak kembali ke kondisi miskin,” sebut dia.

Meski memiliki potensi besar, pengumpulan zakat di Batam masih menghadapi kendala. Budi menyebutkan bahwa salah satu tantangan utama adalah bagaimana mendorong para wajib zakat agar lebih sadar untuk menyalurkan zakatnya.

“Hanya saja, kita belum menemukan rumusan yang tepat agar para wajib zakat lebih terdorong untuk mengeluarkan zakatnya secara optimal,” tambahnya.

Ia menilai, kesepakatan yang dibuat antara pemerintah dan Kemenag menjadi langkah konkret dalam menunjukkan keseriusan negara dalam memberantas kemiskinan dengan dana zakat sebagai salah satu sumber pendanaannya.

Dalam beberapa tahun terakhir, pengumpulan zakat fitrah di Kota Batam terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2024, zakat fitrah yang terkumpul mencapai Rp 43 miliar.

“Tahun 2025 sebenarnya ada potensi kenaikan dari Rp 43 miliar, tapi karena libur panjang Ramadan, banyak warga yang pulang kampung sehingga saya memperkirakan jumlahnya masih bertahan di angka Rp 45 miliar,” jelas Budi.*