Kawasan industri di Kepri
RIAU1.COM - Terkait posisi investasi di Provinsi Kepri yang cenderung menurun di triwulan pertama tahun 2023 ini ditanggapi Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Kepri, Hasfarizal Handra.
Namun demikian dia mengaku optimis, Kepri bisa memenuhi target investasi yang sudah dibebankan Pemerintah Pusat.
“Tahun 2023 ini, Pemerintah Pusat memberikan target investasi Rp20 triliun masuk ke Provinsi Kepri. Nilainya meningkat Rp2 triliun dibandingkan tahun 2022 lalu,” ujar Hasfarizal Handra seperti dimuat Batampos.
Menurutnya, Pemprov Kepri sudah melakukan berbagai strategi untuk mencapai target tersebut. Namun persoalan tata ruang, salah satu yang menjadi kendala. Makanya, sekarang Pemprov Kepri sedang melakukan revisi tentang Perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) di Provinsi Kepri.
“Karena ini menyangkut dengan rencana investasi di daerah. Penyesuaian tata ruang menjadi salah satu pekerjaan yang harus diselesaikan,” jelasnya.
Dikatakannya, saat ini, sedang ada beberapa penjajakan investasi besar di Provinsi Kepri. Salah satunya adalah rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PTLTS) skala besar di Batam. Kemudian untuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang juga akan melakukan peningkatan investasi.
“Dengan dilimpahkannya beberapa perizinan tambang di daerah, juga akan memberikan ruang masuknya investasi di Provinsi ini,” jelasnya.
Selain itu, pada bidang industri pariwisata, khususnya di wilayah Anambas, Pemprov Kepri juga sedang berupaya membantu menyelesaikan persoalan pengembangan Pulau Bawah. Karena kondisi pandemi Covid-19 sudah sangat terkendali, tentu akan berdampak pada peningkatan investasi daerah.
Ditegaskannya, ruang investasi di Provinsi Kepri bukan hanya pada sektor galangan atau industri berat. Namun manufaktur, pariwisata diyakini akan sama-sama memberikan dampak pada masuknya investasi di Provinsi Kepri. Pemprov Kepri juga sudah membuat pemetaan investasi.
“Kami juga sudah membuat pemetaan potensi investasi disetiap wilayah. Sehingga memudahkan calon investor untuk memilih, investasi yang sesuai,” tegasnya.
Ditambahkannya, belum menggemberikannya prospek investasi di Provinsi Kepri juga tidak lepas dari perang Rusia-Ukranaina. Kemudian perang dingin antara Tiongkok- Amerika.
“Bagi meningkatkan nilai investasi dimasing-masing wilayah, tentu kita harus saling bekerjasama. Tidak jalan sendiri-sendiri, sehingga bisa saling membantu,” tukasnya.*