Nelayan Lingga Hilang Kontak Menuju Kuala Enok Inhil Ditemukan

10 Januari 2025
Ilustrasi/net

Ilustrasi/net

RIAU1.COM - Sempat dilaporkan hilang kontak saat berlayar menuju Kuala Enok, Indragiri Hilir, Provinsi Riau, dua nelayan asal Teluk Mengkerang, Desa Pantai Harapan, Kecamatan Selayar, Kabupaten Lingga, yakni Izham (51) dan Anjas Syahrial (30) akhirnya ditemukan dalam keadaan selamat pada Jumat pagi, 10 Januari 2025.  

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lingga, Oktanius Wirsal, mengonfirmasi kabar baik ini saat dihubungi Batamnews. Menurut Oktanius, kedua nelayan tersebut berhasil dihubungi setelah berjuang dengan kondisi kapal yang mengalami kerusakan.  

“Pada Jumat sekitar pukul 07.30 WIB, warga Penuba, Saudara Lee dan Zur, mencoba menghubungi Izham, dan syukurlah panggilan tersebut diangkat. Izham memberi kabar bahwa kapal mereka bocor dan gearbox rusak. Mereka sedang memompa air yang masuk ke dalam kapal menggunakan pompa mesin dan manual,” ujar Okta.

Meski mengalami kebocoran dan kerusakan mesin, Izham dan Anjas berhasil bertahan dengan memompa air untuk mencegah kapal tenggelam. Posisi terakhir mereka dilaporkan berada di Sungai Bele, Kuala Enok, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau.  

Mendengar kabar tersebut, Zur yang berada di Kuala Enok segera meluncur ke lokasi yang disebutkan oleh Izham. Perjalanan menuju lokasi diperkirakan memakan waktu sekitar dua jam.  

“Alhamdulillah, kedua korban dalam keadaan selamat dan sehat. Kami dari BPBD Lingga juga sudah berkoordinasi dengan pihak BPBD Inhil,” tutur Okta.

Diketahui, Izham dan Anjas berangkat dari Teluk Mengkerang pada Rabu, 8 Januari 2025, pukul 18.30 WIB. Sekitar pukul 01.00 WIB, Izham memberi kabar bahwa mereka berhenti di Silingsing, daerah Pulau Panjang, karena cuaca buruk.  

Pada Kamis pagi pukul 07.00 WIB, Izham kembali memberi kabar bahwa mereka melanjutkan perjalanan menuju Kuala Enok. Namun, pada pukul 15.30 WIB, Izham menghubungi kakaknya, Laila, menyatakan bahwa kapal mereka mengalami kebocoran dan gearbox pecah. Ia meminta bantuan untuk segera menghubungi rekan mereka.  

Pukul 18.20 WIB, Izham mengabari anaknya bahwa posisi terakhir mereka berada di Sungai Bele, arah masuk ke Kuala Enok. Ia meminta bantuan dan memperingatkan bahwa jika tidak ada pertolongan dalam dua jam, kapal mereka akan tenggelam. Beberapa menit setelah itu, telepon korban tidak lagi aktif.*