Masalah Sampah di Kota Batam, DLH Beberkan Sejumlah Penyebab

7 Januari 2025
Ilustrasi/Shutterstock

Ilustrasi/Shutterstock

RIAU1.COM - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batam menyoroti budaya masyarakat yang masih membuang sampah sembarangan sebagai penyebab utama menumpuknya sampah di berbagai ruas jalan.

Hal itu disampaikan Kepala DLH Batam, Herman Rozie. Beberapa kondisi ruas jalan yang penuh sampah ialah akibat budaya masyarakat yang sulit diubah.

“Setelah kami bersihkan, esoknya mereka (masyarakat) kembali membuang sampah di lokasi yang sama,” katanya, Senin (6/1) yang dimuat Batampos.

Ia menambahkan, berbagai upaya seperti pemasangan rambu larangan tidak mampu mengubah kebiasaan tersebut. 

“Rambu larangan sudah kami pasang, tetapi tetap diabaikan. Akibatnya, tempat pembuangan sampah liar semakin menjamur, bahkan di ruas jalan protokol,”ujar dia.

Lalu Herman menyebut, lokasi seperti Patam Lestari sebagai contoh masalah yang berulang. Setiap hari, satuan tugas (Satgas) dari DLH membersihkan sampah liar di lokasi tersebut. Akan tetapi, masyarakat terus membuang sampah di area yang sama meski sudah ada larangan.

“Patam Lestari sudah kami bersihkan hari ini, tetapi besok pasti ada lagi. Kesadaran masyarakat masih sangat rendah. Bahkan, setiap hari Satgas kami membersihkan sampah liar di jalan-jalan protokol,” ujar Herman lagi.

DLH mengakui bahwa keterlambatan pengangkutan sampah sering kali terjadi, terutama di titik-titik yang bukan TPS resmi. Prioritas pengangkutan sampah tetap difokuskan pada TPS resmi yang sudah menjadi bagian dari rute harian Satgas.

Selain itu, kondisi armada pengangkut sampah yang tidak optimal turut memperparah masalah. Saat ini, sebanyak 34 unit armada dalam kondisi rusak. Kerusakan juga terjadi pada alat berat yang digunakan di TPS, sehingga pengangkutan menjadi terlambat.

Kerusakan armada dan alat berat menyebabkan penumpukan sampah di TPA Punggur. Situasi ini menambah beban kerja Satgas DLH yang sudah kewalahan dengan tingginya jumlah TPS liar.

Untuk mengatasi kendala teknis ini, DLH telah meminta bantuan dari Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBM-SDA) Kota Batam berupa peminjaman alat berat.

Pihaknya juga menegaskan tidak menjadikan kerusakan armada sebagai alasan atas kinerja yang dianggap kurang optimal.

“Kami tetap berupaya maksimal, tetapi faktanya di lapangan seperti ini. Kesadaran masyarakat yang rendah memperparah situasi,” kata dia.

Herman menyayangkan tingginya jumlah TPS liar yang dibuat oleh masyarakat, yang secara langsung menambah beban kerja DLH. Satgas kerap kali harus membersihkan sampah di lokasi-lokasi liar setelah menyelesaikan pengangkutan di TPS resmi.

Untuk meningkatkan kinerja, DLH telah mengajukan anggaran pembelian armada baru. “Tahun ini kami berencana membeli armada baru agar pengangkutan sampah bisa lebih optimal. Saat ini, pengadaan armada menjadi prioritas kami,”tukasnya*