Masalah Banjir di Kota Batam, Pemasangan Stasiun Pompa akan Diusukan

15 Oktober 2024
Penjabat sementara (Pjs) Wali Kota Batam, Andi Agung tinjau aliran air di  Kota Batam

Penjabat sementara (Pjs) Wali Kota Batam, Andi Agung tinjau aliran air di Kota Batam

RIAU1.COM - Saat ini banjir masih menjadi permasalahan utama di Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Pemerintah daerah mengaku terus mencari cara untuk mengatasinya, baik dengan tindakan segera maupun perencanaan jangka panjang.

Usai melakukan peninjauan kawasan terdampak banjir awal pekan ini, Penjabat sementara (Pjs) Wali Kota Batam, Andi Agung, mengidentifikasi beberapa faktor penyebab banjir, antara lain penyempitan drainase, tumpukan sampah, serta pasir yang menyumbat aliran air di sejumlah ruas jalan.

Dia menyampaikan rencana untuk mengatasi masalah banjir, baik dalam jangka pendek maupun panjang. Langkah pertama yang akan dilakukan adalah menggalakkan kembali gotong royong di lingkungan ASN. Gotong royong akan melibatkan perangkat lurah, camat, hingga OPD guna meminimalisir dampak peningkatan debit air saat musim hujan.

Selain itu, ia menginstruksikan untuk segera menyusun jadwal gotong royong di berbagai wilayah Kota Batam. 

“Ini penting ya, biar kita bisa meminimalisir dampak kenaikan debit air di musim penghujan ini,” ujar Andi yang dimuat Batampos.

Sambung dia, langkah kedua yang akan dilakukan adalah normalisasi drainase, terutama pada aliran air yang mengalami penyempitan. Sedimen yang menumpuk di drainase akan dibersihkan dan dilakukan pendalaman alur drainase agar aliran air bisa lebih lancar menuju hilir atau laut, sehingga dapat meminimalisir genangan air di jalanan.

Dalam jangka panjang, Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kota Batam juga mengusulkan pemasangan stasiun pompa banjir. Teknologi ini akan membantu mempercepat aliran air ke hilir, sehingga mencegah terjadinya banjir akibat penumpukan air di permukiman dan ruas jalan.

“Ini teknisnya mungkin di OPD terkait. Jadi alat ini akan membantu pemerintah dalam mengalirkan air ke hilir lebih cepat,” jelas Andi.

Usulan tersebut tengah diupayakan untuk masuk ke dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2025.*