Rumah di Batam dibakar yang mengakibatkan anak 8 tahun meninggal
RIAU1.COM - Yuliana, membantah niatnya membakar A (8) tahun yang merupakan anak tirinya. Dia mengaku hanya ingin membakar sang suami, yang kerap membuatnya kesal.
Pernyataan tersebut disampaikan Yuliana dalam sidang yang dipimpin Sapri Tarigan di Pengadilan Negeri Batam, Selasa(7/5). Ia yang didampingi kuasa hukum, Fransiskus Dwi alias Oik, mengatakan untuk niat membunuh tak ada sama sekali.
Hanya saja memang ia menyiapkan BBM jenis pertalite ke kos-kosan milik suami. Alasannya, karena kesal dengan suami.
“Saya tak niat membunuh anak. Tujuan saya itu suami,” sebut Yuliana yang dimuat Batampos.
Disebutkan Yuliana, sebelum datang ke kos-kosan itu, ia membeli sebotol BBM jenis pertalite. Sesampainya di kosan, ia melihat ada orang berselimut yang dikira adalah suaminya.
“Saya langsung siram dan nyalakan api. Saya langsung pergi. Jadi tidak tahu kalau itu anak,” dalihnya.
Masih kata Yuliana, ia baru tahu jika yang terbakar adalah anak tirinya. Bahkan akibat perbuatannya telah menyebabkan bocah 8 tahun itu meninggal dunia.
“Saya menyesal yang mulia. Saya tak berniat membunuh. Saya hanya memberi pelajaran ke suami,” ujar Yuliana.
Usai mendengar keterangan terdakwa, sidang ditunda hingga pekan depan dengan agenda tuntutan dari jaksa. Sidang pun ditunda oleh majelis hakim, dan Yuliana dikembalikan ke tahanan.
Usai sidang, Fransiskus Dwi menjelaskan jika kliennya sama sekali tak niat melakukan pembunuhan. Terdakwa juga sudah merasa bersalah dan menyesal .
“Menyesali perbuatannya, karena memang targetnya bukan anak itu, tapi suami,” ungkap Dwi
Diketahui, kasus dugaan pembunuhan yang dilakukan Yuliana terjadi pada awal November 2023 lalu di sebuah kos-kosan kawasan Baloi. Saat itu, ASA, yang merupakan anak tiri Yuliana tengah terlelap di pojok kamar.
Yuliana diduga yang sudah merencanakan pembunuhan, datang dengan sebotol BBM jenis pertalite, dan kemudian menyirami ke tubuh korban. Tak hanya itu, Yuliana juga menyulut api dari mancis dan melempar ke kasur yang sudah tersiram bahan bakar.
Atas perbuataanya, ASA sempat berteriak minta tolong, api berhasil di padamkan. Meski begitu, anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar ini harus menjalani perawatan hingga 8 hari, dan akhirnya meninggal.*