Generasi Z di Kota Batam Disebut Kadisnaker Kesulitan Dapat Kerja

23 Mei 2024
Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Batam, Rudi Sakyakirti/RRI.co.id

Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Batam, Rudi Sakyakirti/RRI.co.id

RIAU1.COM - Belum lama ini Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Ida Fauziah mengatakan lulusan yang ada tidak sesuai dengan kebutuhan industri. Akibatnya ketersediaan lapangan kerja dengan jumlah pencari kerja di masa depan diprediksi tidak seimbang. 

Generasi Z atau mereka yang kelahiran 1996-2012 terancam sulit mendapat pekerjaan.

Merespons pernyataan tersebut, Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Batam, Rudi Sakyakirti menyampaikan untuk kota Batam sendiri, hal tersebut sebenarnya sudah terjadi.

Persaingan kerja semakin ketat, karena jenis kebutuhan industri tidak bisa dipenuhi oleh pencari kerja yang ada saat ini. Batam dikenal dengan kota industri, permintaan paling banyak itu didominasi dari welder, galangan kapal, hingga bidang teknologi atau IT.

“Sementara yang ada saat ini adalah tamatan SMA non skill, atau sarjana soft skill yang jurusannya tidak sesuai dengan dunia industri di Batam. Hal ini menjadi penyebab pengangguran itu ada, dan serapan tenaga kerja rendah, karena faktor tersebut,” kata Kadisnaker, Rudi Sakyakirti Rabu (22/5) yang dimuat Batampos.

Lalu Rudi menambahkan, untuk menekan angka pengangguran dan meningkatkan serapan tenaga kerja, menurutnya bisa dimulai dari bangku pendidikan.

Pendidikan SMK atau vokasi menjadi landasan awal untuk menyiapkan pelajar dalam memasuki industri kerja. Misalnya di Batam ini kebutuhan sudah pasti tenaga welder, offshore, hingga teknik rekayasa dan teknologi digital.

Sementara untuk pendidikan vokasi yang tersedia saat baru ke arah pariwisata, untuk bidang yang tinggi permintaan tersebut belum ada.

“Kurikulum merdeka sebenarnya sudah mengarah ke sana, tinggal bagaimana pemerintah daerah untuk menyiapkan satuan pendidikan untuk menunjang dan mendukung program tersebut,” ungkapnya.

Sebab itu, dia mengimbau kepada calon pencari kerja yang menjadikan Batam sebagai destinasi dalam mencari pekerjaan, agar mempersiapkan diri dengan keahlian yang dibutuhkan di sektor industri yang ada di Kota Batam.

“Sehingga ketika datang ke Batam langsung diterima, dan tidak menjadi pengangguran. Kalau kondisi saat ini kan sebaliknya, datang dulu, soal lowongan pekerja belakangan. Sehingga mereka masuk dalam angka pengangguran terbuka, sampai mereka terserap," tuturnya.