Kawasan Industri di Kepri/Net
RIAU1.COM - Investasi di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) baik itu dari Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) tahun 2021-2022 mencapai triliunan rupiah.
Data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kepri. Investasi yang dihasilkan sejak 2021 sampai dengan 2022 sebesar Rp 38,24 triliun.
"Total investasi itu lebih dari 10 ribu proyek. Selama 2 tahun baik itu PMA maupun PMDN," ujar Kepala DPMPTSP Kepri, Hasfarizal Handra, Senin (23/1) seperti dimuat batamnews.
Pada 2021, realisasi investasi PMA di Kepri mencapai USD USD 1.043 Juta atau Rp 15,24 Triliun dari 2.383 proyek, dan realisasi investasi PMDN senilai Rp 9,77 triliun dari 5.007 proyek.
Sementara untuk 2022 sampai dengan triwulan III, realisasi investasi PMA senilai USD 660 juta atau Rp 9,47 triiun dari 1.286 proyek. Kemudian realisasi PMDN mencapai Rp 3,76 triliun dari 1.388 proyek.
"Realisasi investasi tersebut menandakan kepercayaan investor untuk berinvestasi di Kepri tetap tinggi meskipun saat ini perekonomian dunia sedang tidak pasti pasca pandemi dan akibat perang antara Rusia dan Ukraina," ujar dia.
Sementara itu, Gubernur Kepri Ansar Ahmad, mengatakan dalam kondisi seperti saat ini pasti para investor sangat berhati-hati. Namun dengan segala potensi yang dimiliki Kepri pastinya membuat investor tertarik.
"Meskipun pandemi investasi di Kepri tetap naik. Itu bukti Kepri sangat strategis dan menarik," sebutnya.
Menariknya Kepri itu dibuktikan dengan eksisnya para investor di 3 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Kepri, yakni KEK Galang Batang, KEK Nongsa Digital Park, dan KEK Batam Aerotechic. Ditambah ada tiga kawasan perdagangan bebas di Kepri atau Free Trade Zone (FTZ) yang meliputi Batam, Bintan, dan Karimun.
"Semangat mendorong investasi ke Kepri sudah menjadi prioritas kita sejak Awal. Berbagai diskresi dan kemudahan telah diberikan kepada calon investor melalui DPMPTSP untuk menarik minat investasi di Kepri," tutur dia.*
