Ilustrasi/net
RIAU1.COM - Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat (DP3APM) Kota Tanjungpinang mencatat angka yang mengkhawatirkan terkait kekerasan terhadap anak sejak awal tahun 2023.
Terdata sebanyak 52 orang anak dilaporkan menjadi korban kekerasan, baik fisik maupun psikis.
Berdasarkan keterangan Kepala DP3APM Kota Tanjungpinang, Rustam, kekerasan seksual mendominasi sebagian besar kasus yang terjadi selama ini. "Dominasi memang untuk anak itu kekerasan seksual, kemudian psikologis, fisik, kemudian penelantaran," ungkap Rustam akhir pekan ini yang dimuat Batamnews.
Data yang tercatat hingga Bulan Juni lalu menunjukkan angka yang mengkhawatirkan, di mana jumlah anak yang menjadi korban kekerasan seksual mencapai 21 orang. Lebih mengejutkan lagi, terdapat 8 orang anak yang tercatat sebagai pelaku kekerasan seksual.
Rustam menekankan bahwa kasus kekerasan ini bisa terjadi di lingkungan luar maupun di lingkungan keluarga. Oleh karena itu, DP3APM berkomitmen untuk terus berkolaborasi dengan berbagai instansi dan organisasi kemasyarakatan guna mencegah terjadinya kekerasan terhadap anak.
"Dalam upaya pencegahan, kami telah membentuk posko pengaduan yang selalu aktif, sehingga anak-anak yang menjadi korban bisa mendapatkan bantuan dan pendampingan yang mereka butuhkan," ungkap Rustam.
Lebih lanjut, DP3APM juga memberikan perhatian serius terhadap anak-anak yang menjadi pelaku kekerasan. Pendampingan dan rehabilitasi dilakukan agar mereka bisa kembali ke jalur yang benar dan tidak mengulangi tindakan kekerasan di masa mendatang.*