Ada 17 Ribu Siswa di Batam Terima Program Makan Bergizi Gratis

9 April 2025
Ilustrasi/Antara

Ilustrasi/Antara

RIAU1.COM - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Batam terus berjalan dan saat ini telah menjangkau belasan ribu siswa. 

Hingga awal April 2025, tercatat enam dapur MBG telah beroperasi dan tersebar di lima kecamatan di Batam, dengan jumlah penerima manfaat mencapai 17.217 siswa.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam, Tri Wahyu Rubianto, mengatakan jumlah tersebut mengacu pada data pokok pendidikan (Dapodik). Namun ia menegaskan, jumlah siswa riil yang menerima makanan bergizi masih akan diverifikasi kembali.

“Jumlah siswa yang menerima manfaat berdasarkan data Dapodik. Tapi tentu setelah Dapodik dilakukan cut-off, kami akan cek kembali data riilnya di lapangan,” ujar Tri, Selasa (8/4) yang dimuat Batampos.

Adapun enam dapur MBG yang sudah beroperasi adalah, Dapur Yayasan Darusholihin, Anggrek Mas 1, Batam Kota, Dapur Yayasan Yonkenedia, Panbil, Sei Beduk, Dapur Sinergi Inklusi Akses Pangan, Bengkong City, Bengkong. Selanjutnya, Dapur Yayasan Darusholihin Greenland, Batam Kota, Dapur Yayasan Darusholihin, Kampung Melayu Batu Besar, Nongsa dan Dapur Yayasan Mataram Jaya Sentosa, Tiban Sekupang.

Menurut perhitungan tim MBG, setiap dapur memiliki kapasitas untuk melayani maksimal 3.500 siswa. Dengan target pembangunan 20 dapur hingga tahun 2025, program MBG di Batam diproyeksikan mampu melayani sekitar 57 ribu siswa atau sekitar 19 persen dari total peserta didik.

Tri menjelaskan, seluruh pengelolaan dapur MBG berada di bawah kendali Badan Pangan Nasional (BGN) melalui Satuan Tugas Pangan dan Gizi (SPPG). Pemko Batam juga sudah mengajukan usulan lahan ke BGN melalui Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau untuk mendukung pembangunan dapur umum tambahan.

“Kami terus melakukan koordinasi dengan BGN agar mitra-mitra lainnya bisa memenuhi persyaratan operasional MBG di Batam. Dengan begitu, distribusi makanan akan lebih optimal dan menjangkau lebih banyak siswa yang membutuhkan, terutama selama bulan Ramadan ini,” katanya.

Tri juga menyebutkan bahwa animo masyarakat, khususnya pelaku UMKM, untuk terlibat dalam program MBG sangat tinggi. Sejumlah UMKM diketahui telah mendaftar secara mandiri untuk menjadi bagian dari pelaksana MBG.

“Target kita masih di angka 20 dapur. Namun, kemungkinan bisa bertambah karena alhamdulillah banyak UMKM yang mendaftar secara mandiri untuk bergabung. Hanya saja, mereka masih dalam proses verifikasi dan validasi oleh BGN,” ujar Tri.

Program MBG menjadi salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan gizi anak usia sekolah, mengurangi angka stunting, dan sekaligus mendukung pelaku usaha lokal dalam penyediaan makanan yang sehat dan bergizi.*