Jauh Dari Pemukiman jadi Alasan Pasar TPID di Batam Sepi

12 Oktober 2022
Pasar TPID Batam

Pasar TPID Batam

RIAU1.COM - Upaya Pemerintah Kota Batam dalam intervensi harga pasar dengan keberadaan pasar yang dibentuk oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) tidak berjalan seperti yang diharapkan.

Lokasi pasar yang jauh dari jangkauan masyarakat membuat kondisi pasar sepi dari pengunjung. Sehingga membuat pemutaran ekonomi di pasar TPID tidak berjalan dengan baik.

Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad seperti dimuat Batampos mengungkapkan alasan yang menyebabkan pasar TPID yang berada di beberapa titik di Batam selalu sepi.

Ia menjelaskan, banyak masyarakat yang enggan berbelanja di pasar TPID karena lokasi pasar yang jauh dari pemukiman dan faktor harga yang tidak bersaing dengan pasar reguler yang biasa mereka datangi.

“Tidak ada hasil yang signifikan, dan cenderung lambat pergerakan ekonomi di pasar tersebut. Tidak banyak hasil transaksi yang bisa didapatkan pedagang yang berada di pasar TPID,” ujarnya, Selasa (11/10).

Pemko Batam sudah berulang kali mengupayakan agar pasar dapat kembali ramai seperti pengurangan harga sewa dan lainnya. Namun hasilnya nihil.

“Pada kenyataannya jumlah pengunjung tak sebanding dengan pasar yang ada ditempat lain,” katanya.

Meski begitu, dirinya berharap agar pasar itu dapat diaktifkan kembali. Pemerintah Kota Batam akan berupaya agar pasar TPID bisa sama dengan pasar-pasar lainnya. Salah satu caranya yakni mengggelar Operasi pasar di Pasar TPID.

Menurutnya jika Pemko Batam tidak melakukan sejumlah upaya tersebut dalam menekan angka inflasi, maka akan berdampak pada daya beli masyarakat yang menurun.

“Kalau kita tidak melakukan upaya ini, maka kenaikan inflasi itu nanti akan menekan daya beli masyarakat. Karena masyarakat pasti akan daya belinya menurun. Kalau daya beli menurun otomatis inflasi naik. Hal ini yang tidak kami inginkan,” kata dia.

Anggota DPRD Batam, Mochammat Mustofa menyarankan kepada pemerintah kota (pemko) mengoperasikan kembali pasar-pasar yang mati suri.

Menurutnya, hingga saat ini upaya menekan inflasi dengan melakukan operasi pasar murah dinilai kurang efektif.

Sebagai contoh, ia menjelaskan di Jakarta terdapat satu pasar yang dibangun dengan komposisi barang seperti pasar pada umumnya, namun harganya lebih murah 30 sampai 40 persen dari harga normalnya.

Menurut Mustofa hal tersebut juga dapat dikembangkan di Kota Batam, sebagai salah satu upaya menekan angka inflasi daerah.

“Di Jakarta itu BUMD berperan menekan inflasi termasuk dalam penyediaan komoditi pasar. Untuk operasi pasar itu tidak rutin, dan dibatasi barang yang mau dibeli. Tapi kalau pasar ini kan bisa kita berdayakan, dan benahi, dan bisa berfungsi dalam intervensi harga pasar,” bebernya.

Ia mengungkapkan, terdapat sejumlah pasar di Kota Batam mati tapi masih dapat dimanfaatkan, seperti di Tanjung Piayu, Sei Beduk, Citra Mas dan Sekupang.

“Kalau pasar itu dimanfaatkan inflasi di Batam bisa berada di zona aman. Kalau beberapa sudah mati seperti yang di Niaga Mas,” tukasnya.*