Kepala BP Batam, Muhammad Rudi
RIAU1.COM - Kepala BP Batam, Muhammad Rudi mengungkapkan kegundahannya pasca-kejadian runtuhnya plafon Masjid Tanjak di kawasan Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau. Apalagi, masjid tersebut merupakan inisiatif dan usulannya.
Rudi menyebut banyak pihak yang memberikan tudingan negatif terkait kejadian tersebut. Bahkan mengaitkan hingga Pilkada 2024.
"Plafon masjid tanjak runtuh. Apa saya yang salah? Yang mengusulkan pembangunan memang iya, saya," kata Rudi saat acara bincang cerdas PWI Kepri di Pemko Batam, Sabtu (10/9) seperti dimuat Batamnews.
"Pasti semuanya menyalahkan Kepala BP Batam. Tapi apakah kepala BP Batam mengurus semua pembangunannya?" tambah dia.
Banyak yang mengatakan Masjid Tanjak tidak sesuai spesifikasi. Menurut Rudi hal itu sebagai tudingan yang tidak pas.
"Innalillahi. Itu sebuah tudingan yang tidak pas," ungkapnya.
Rudi mengakui saat pembangunan masjid itu rampung, laporan yang masuknya kepadanya semua sudah oke.
"Semua itu ada bagiannya (teknis pembangunan masjid tanjak). Untuk mengurusi pembangunan, tentu saya serahkan ke pejabat eselon II. Saya selama ini kan mendapat laporan semua udah bagus. Tapi malah terjadi plafon runtuh ini. Ini yang akan kita cari solusinya. Saya akui kita (tim) semua salah," ucapnya.
Ia mengatakan, sebagai Kepala BP Batam dirinya akan bertanggungjawab penuh terhadap apa yang dikerjakan anak buahnya di lapangan.
Rudi mengungkapkan proyek Masjid Tanjak sudah melalui berbagai proses dan tahapan. Mulai dari perencanaan hingga rampung.
"Kenapa bisa runtuh? Karena ilmu kita tak sampai ke sana. Ada perkiraan yang tidak tepat. Itu ada lelang perencanaan dan lelang pengawasan. Saat bangunan itu selesai, pengawas menyampaikan ke BP Batam sudah siap," paparnya.
Namun baru tiga bulan, plafon Masjid Tanjak jebol. "Ini kan mereka tidak mengkaji seperti itu di dekat bandara. Tidak menghitung letak posisi masjid. Posisi tinggi, kalau ada angin kan terpaannya lebih kuat," terang Rudi.
Karena posisi yang tinggi dan dekat bandara, ada aspek-aspek tantangan alam yang kurang diperhitungkan.
"Karena dia tinggi dekat bandara, belum lagi struktur atapnya jadi goyang, bocor, beban berat dihantam angin dari luar. Kalau kita punya ilmu lengkap dan sempurna pasti akan terjawab. Tapi apapun itu akan kita dudukkan bersama (kajiannya)," ujar Rudi.*