Ilustrasi/Net
RIAU1.COM - Kematian 9 ekor kambing di Kota Tanjungpinang pada Jumat (12/8/2022) lalu, dipastikan Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Kesehatan Hewan (DKP2KH) Provinsi Kepri, Rika Azmi bukan karena Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
“Dari observasi dan analisis kambing yang sakit tidak menunjukkan gejala klinis PMK tetapi didiagnosa gejala pneumonia dengan tanda batuk flu dan demam,” katanya, seperti dimuat hariankepri.com, Rabu (17/8/2022).
Kemudian Rika menjelaskan, hal tersebut merupakan hasil monitoring yang dilakukan oleh tim Satgas PMK Tanjungpinang, melalui laporan otovet.
“Dalam monitoring tersebut, kambing yang masuk dan dalam pengawasan karantina sebanyak 60 ekor dengan kematian 9 ekor. Sehingga tersisa 51 ekor,” sebutnya.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 9 ekor kambing ditemui mati disalah satu peternakan di Jalan Singkong Kota Tanjungpinang, pada Jumat (12/8/2022).
Pemilik peternakan tersebut, Edi mengatakan, setelah 9 ekor kambingnya itu mati, Balai Karantina langsung menyegel kandang-kandang miliknya.
Namun menurutnya, penyegelan itu hanya untuk karantina hewan ternak selama 14 hari ke depan.
“Hewan ternak ini baru kita datangkan sebanyak 60 ekor dari Tanjung Batu, Karimun pada Jumat lalu. Melalui Pelabuhan Tanjung Moco, Dompak, Tanjungpinang,” katanya, Senin (15/8/2022).
Dia menyampaikan, 9 ekor kambingnya yang mati itu. Lima di antaranya, kata dia, mati di atas kapal. Sedangkan sisanya yakni sebanyak 4 ekor mati dikandang.
Ia menduga 9 ekor kambingnya yang mati itu, karena kelelahan dalam perjalanan laut dari Tanjung Batu ke Kota Tanjungpinang.*