Jemaah di Embarkasi Batam
RIAU1.COM - Embarkasi Batam kembali memberangkatkan jemaah calon haji (JCH) kloter kedua, Kamis (16/6) pagi.
Enam jemaah gagal berangkat sesuai dengan rencana yang sudah ditentukan. Hal ini dikarenakan jemaah sakit dan ada juga dalam kondisi hamil.
Sekretaris PPIH Embarkasi Batam, Edi Barata mengatakan enam jemaah ditunda keberangkatan, dan kemungkinan bergabung dengan kloter berikutnya. Keenam jemaah ini masih dalam pantauan tenaga medis. Hal ini untuk memastikan apakah jemaah diperbolehkan berangkat atau tidak.
“Kondisi karena sakit. Kalau membaik nanti tetap diberangkatkan. Tergantung tenaga medis, sebab mereka yang melakukan pemeriksaan kesehatan jemaah,” kata dia, Kamis (16/6) seperti dimuat Batampos.
Ia mengatakan jemaah kloter kedua berasal dari Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) berjumlah 448 orang. Mereka tergabung dari Kabupaten Ketapang sebanyak 113 orang, Kabupaten Kayong Utara sebanyak 34 orang, Kabupaten Bengkayang 30 orang.
Selanjutnya, Kabupaten Sanggau 39 orang, Kabupaten Landak 25 orang, Kabupaten Kapuas Hulu 57 orang , Kota Pontianak 19 orang, Kabupaten Melawi 48 orang, Kabupaten Sintang 63 orang, dan petugas kloter sebanyak empat orang.
“Alhamdulillah proses pemberangkatan jemaah berjalan lancar. Tidak ada yang positif hasil PCR sejauh ini. Kami sangat bersyukur, tentu diharapkan mereka tetap konsisten menjaga kesehatan, agar bisa mengerjakan tahapan ibadah suci di Mekkah,” ujar Edi.
Berdasarkan jadwal JCH kloter dua Embarkasi Hang Nadim Batam lepas landas (take off) dari Bandara Hang Nadim pada pukul 13.25 WIB, dan tiba di Madinah pada pukul 18.15 WAS (waktu Arab Saudi).
Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Barat, Syahrul Yadi mengatakan enam jemaah yang tidak bisa berangkat hari ini, bisa menunggu hingga kesehatan mereka membaik. Nantinya mereka akan bergabung dengan kloter lai, jika memang petugas kesehatan menyatakan mereka bisa dan layak berangkat.
“Kami masih terus memantau keenam JCH ini. Kami sangat berharap mereka bisa segera pulih, dan melanjutkan perjalanan ibadah haji mereka. Hal ini sudah dua tahun tertunda. Pasti mereka sangat ingin berangkat,” kata dia.
“Namun kalau tidak memungkin ya terpaksa kita batalkan, karena kita tidak bisa memaksakan orang sakit untuk ibadah,” sebut Syahrul.*