Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad
RIAU1.COM - Capaian pendapatan daerah (PAD) Batam diambang defisit. Belum maksimalnya capaian di sektor penghasil, serta masih belum pulihnya pariwisata menjadi faktor penyebab defisit.
Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad menyampaikan kondisi saat ini, berdasarkan hasil laporan yang diterima, angka defisit diprediksi mencapai kurang lebih Rp 300 miliar dari rencana APBD 2022 ini yaitu Rp 3,4 triliun.
Sampai saat ini, Amsakar menyebutkan realisasi dari APBD baru mencapai 20 persen. PAD Batam dari sektor penghasil dan lainnya masih rendah yaitu 22 persen atau Rp 371 miliar dari target Rp 1,6 triliun.
Untuk itu, perlu dilakukan pemangkasan kegiatan maupun rencana proyek yang dinilai tidak terlalu prioritas. Ia meminta kepada setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) melakukan efesiensi dan menekan kegiatan yang tidak terlalu penting.
“Sesuai arahan Pak Wali dalam rapat yang saya hadiri bulan lalu terkait evaluasi dan kondisi keuangan kita saat ini. Tidak memungkinkan merealisaaikan semua yang telah disusun dari tahun lalu. Dalam rapat disampaikan gambaran defisit mencapai Rp 300 miliar,” ujarnya Ahad (29/5) seperti dimuat Batampos.
Ia menambahkan, dalam rapat diputuskan masing-masing OPD untuk mengkaji ulang dan melihat program apa yang bisa dikorbankan demi menutupi defisit ini. Beberapa kegiatan terpaksa ditahan, dan tidak dikerjakan tahun ini. Meskipun kecewa, namun hal ini kebijakan harus diambil, agar roda pemerintahan tetap berjalan.
“Masalahnya sudah jelas, jadi sekarang fokus pada solusi. Jika memang ada kegiatan atau proyek yang bisa ditunda, silakan dihitung dan akan dibahas dirapat berikutnya,” imbuhnya.
Pihaknya juga masih menunggu dan melihat perkembangan capaian PAD. Sebelumnya, Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) juga sudah melakukan optimalisasi dalam memanggil wajib pajak yang menunggak.
“Ini juga salah satu upaya yang harus dilakukan agar piutang bisa tertagih, dan bisa menambah capaian sepanjang tahun ini,” sebut Amsakar.
Pemanggilan wajib pajak ini diharapkan bisa memberikan dampak dan menekan angka defisit yang sudah di depan mata. Dinas penghasil harus bekerja lebih maksimal dalam mencapai target yang sudah diberikan. Bila perlu mereka diberi surat peringatan, bahkan sanksi agar mau melunasi kewajiban mereka.
Meskipun kondisi pasca pandemi berangsung membaik, nyatanya belum memberikan dampak yang maksimal. Beberapa sektor masih belum pulih, dan membutuhkan waktu mencapai kondisi normal seperti dua tahun lalu.
“Misalnya jumlah kunjungan wisman, meskipun sudah longgar yang datang belum juga banyak. Nah, ini yang kita harapkan bisa terealisasi dengan baik yaitu angka kunjungan kembali meningkat, sehingga bisa mendongkrak capaian PAD,” bebernya.
Selama pandemi pembangunan di Batam cukup baik. Pertumbuhan ekonomi, serta hadirnya hotel, hingga pusat perbelanjaan yang baru menjadi faktor pendukung dalam menyambut wisatawan mancanegara nantinya.
Ke depan masih banyak rencana pembangunan yang harus dicapai, sehingga membutuhkan anggaran yah tidak sedikit. Pemko Batam dalam menetapkan target sudah menghitung potensi yang ada, hanya saja dalam realisasinya banyak dinas penghasil yang tidak maksimal dalam mencapai target yang diberikan.
“Kita berdoa saja ada perubahan dalam waktu dekat ini, sehingga PAD lebih siap di semester kedua, sehingga defisit bisa ditekan,” harapnya.*