Pemerintah Pusat Diminta Dispar Bintan Buat Kebijakan G to G dengan Singapura Terkait Karantina

Pemerintah Pusat Diminta Dispar Bintan Buat Kebijakan G to G dengan Singapura Terkait Karantina

15 Oktober 2021
Ilustrasi/Net

Ilustrasi/Net

RIAU1.COM - Pemerintah Indonesia diharapkan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Bintan, Kepulauan Riau (Kepri) sesegera mungkin melaksanakan kebijakan Government to Government (G to G) dengan Singapura.

Kepala Disparbud Bintan, Wan Rudi Iskandar seperti dimuat Batamnews mengatakan, Kawasan Pariwisata Lagoi sudah siap menerima wisman dari Singapura. Sebab segala fasilitas yang dibutuhkan dimasa pandemi Covid-19 sudah tersedia dengan lengkap.
 
Kemudian pihak pengelola Kawasan Pariwisata Lagoi sudah berkali-kali melakukan simulasi prokes, vaksin dan lainnya mulai dari Terminal Ferry Bandar Bentan Telani (BBT) sampai ke hotel-hotel.
 
"Tim dari Bali saja kemarin studi ke Bintan untuk mempelajari penerapan protokol kesehatan (prokes) di Lagoi," ujar Wan Rudi.
 
Pemerintah Indonesia diminta segera mengupayakan untuk melakukan kerjasama G to G dengan Singapura agar wajib karantina ditiadakan bagi wisman dari Singapura yang berkunjung ke Lagoi.

Sebab, wisatawan dari Singapura itu tidak lama jika berada di Lagoi (short term tourism). Jadi mereka tidak tepat atau tidak cocok diberlakukan karantina apalagi sampai isolasi selama 3-5 hari.

"Singapura itu short term tourism, jadi gak cocok pakai karantina. Seperti Korea dan Jepang juga yang karantina 5 hari di Bali. Jadi kita berharap agar wisman yang masuk dari Singapura ke Lagoi masuk dalam perjanjian dengan negara kita tidak pakai karantina lagi," jelasnya.

Namun untuk syarat lainnya harus dipenuhi seperti dalam skema Vaccinated Travel Lane (VTL). Bagi wisman yang masuk ke Lagoi hanya orang yang sudah divaksin 2 kali. Lalu mereka harus masuk pakai PCR 3X24 jam dan tentunya mentaati protokol kesehatan (prokes).

Baca juga: Pariwisata Menggeliat, Resort di Bintan Mulai Ramai Wisatawan Domestik

Di Lagoi juga punya alat PCR sendiri sehingga semua urusan penanganan Covid-19 akan cepat. Kemudian harus pakai blue pass traving. Itu untuk tracking tamu agar meninggalkan lokasi Lagoi dengan kondisi yang baik dan juga dapat dilacak dengan siapa saja wisman itu berkontak jika terpapar Covid-19.

Loading...

"Secara tindakan jika ada wisman yang positif di Lagoi maka diisolasi di ruang isolasi yang sudah disiapkan di sana. Kemudian baru dirujuk ke RSUP RAT Batu 8. Kemudian jika wisman ingin dirawat di Singapura tersedia angkutan speed yang siap mengantar ke Singapura langsung," katanya.

Soal tanggungan asuransi kesehatan sebesar 100 ribu US$ itu belum diketahui seperti apa bentuknya. Sebab petunjuk teknisnya (juknis) juga belum ada. Apakah wisman dari Singapura yang sudah punya asuransi seperti Prodensial, AIA, AIG dan lainnya boleh masuk atau dalam bentuk jaminan uang langsung.

Wan Rudi berharap semuanya dapat dijalankan sesuai pembahasan yang dahulu bersama lintas kementrian terkait travel bubble agar Singapura di masukkan dengan Kepri.

"Mudah-mudahan wisata kita akan lebih bangkit lagi hotel bisa operasional lagi dan karyawan bisa bekerja lagi," tuturnya.*