Kepri Ekspor Puluhan Ton Kelapa Olahan ke Banglades dan India

5 Februari 2021
Kepri ekspor Puluhan Ton Kelapa Olahan ke Banglades dan India

Kepri ekspor Puluhan Ton Kelapa Olahan ke Banglades dan India

RIAU1.COM -TANJUNGPINANG – Pejabat Karantina Pertanian Wilayah Kerja (Wilker) Tanjung Uban telah melakukan pemeriksaan dan sertifikasi terhadap komoditas yang berangkat melalui Pelabuhan Bandar Sri Udana Lobam. Ekspor produk olahan kelapa berupa Low Fat Dessicated Coconut (LFDC) atau tepung kelapa ke Bangladesh merupakan ekspor perdana dari Kabupaten Bintan ke negara tersebut.

Karantina Pertanian Tanjungpinang mencatat empat kali dengan total 81 ton dengan satu negara baru tujuan ekspor yaitu Bangladesh yang berangkat pada tanggal 13 Januari 2021 dengan volume 18 ton, tujuan India sebanyak dua kali dengan volume 45 ton, satu negara lainnya adalah Jerman dengan volume 18 ton, sehingga total nilai ekonomis keseluruhan adalah Rp 1,3 miliar.

“Diawal Februari ini pun ekspor LFDC telah terlaksana satu kali ke India dengan volume 18 ton yang nilainya Rp 219,6 juta. Dengan ditemukannya pasar baru negara ekspor untuk LFDC ini, kita optimis upaya mensukseskan Gratieks akan berhasil,” ujar Raden selaku Kepala Karantina Pertanian Tanjungpinang, Kamis (4/2/2021).

“Ini adalah ragam baru komoditas ekspor olahan kelapa dengan negara tujuan baru. Semoga target Gratieks semakin optimis kita capai,” tegasnya.

Secara terpisah Kabarantan Ali Jamil menyatakan, karantina sebagai economic tools memberikan jaminan keberterimaan setiap komoditas pertanian yang diekspor dengan jaminan kesehatan dan keamanannya.

“Setiap komoditas pertanian yang disertifikasi harus melalui serangkaian pemeriksaan, dari dokumen sampai kesehatannya, untuk memastikan bebas dari OPTK dan memenuhi persyaratan yang diminta negara tujuan,” ujar Ali.

Sesuai dengan harapan Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo-red) bahwa Indonesia harus mampu meningkatkan ekspor hingga tiga kali lipat, maka segala sumber daya harus digerakkan untuk mencapainya, tingkatkan produksi dan komoditas pertanian yang diolah akan lebih baik lagi karena akan meningkatkan nilai ekonomis dan membuka lapangan pekerjaan. (suryakepri)