Tingal Baju Dibadan, Rumah Buruh Terbakar di Bintan Kepri

13 November 2020
rumah terbakar di Bintan

rumah terbakar di Bintan

RIAU1.COM -Bintan- Kesedihan terlihat dari raut wajah seorang buruh kasar, Rumahnya terbakar di Kampung Mesiran Galang Batang, Rabu (11/11/2020) sore ternyata milik Simadupa, seorang buruh yang bekerja di PT.BAI.

Sebelum terbakar, pria berusia 52 tahun ini mengaku, sudah lama tinggal bersama istrinya  Hamawiyati (46 tahun) dan dua anaknya Muhammad Risqi Noviansyah (22 tahun) dan Ziqri Ammartin Frananda (15 tahun) di rumah tersebut.

Musibah kebakaran sendiri, pertama kali diketahui oleh anak kedua korban Muhammad Risqi Noviansyah alias Risqi. Pemuda ini menjelaskan, sekitar pukul 16.30 WIB ia pulang kerja dan sampai di rumahnya sudah melihat, asap tebal membumbung diatas rumah.

“Saat liat asap itu saya berlari menuju rumah. Ternyata rumah kami yang terbakar,”ujar Risqi Kamis (12/12/020).

Melihat api yang membesar saat itu dia berlari dan berusaha meminta pertolongan. Namun karena rumah tetangganya juga sangat jauh, hingga Ia memutuskan memberi tahu kejadian itu kepada ayahnya yang saat itu sedang bekerja.

“Saya langsung telpon bapak saja dan bilang kalau rumah terbakar,”jelasnya.

Sementara itu, Simadupa bapak Risqi mengatakan, Dia meninggalkan rumah dan pergi bekerja pagi hari, sedangkan istrinya pergi ke rumah keluarganya. Hingga rumahnya pada saat itu dalam keadaan kosong.

“Rumah ditinggal kosong. Karena semuanya keluar dan saya sendiri kerja,”katanya.

Mengenai kronologis kebakaran, Simadupa sendiri mengaku tidak mengetahui. Tetapi karena memang rumahnya tersebut terbuat dari bahan kayu dan juga tidak memiliki tetangga dekat, hingga pada saat terbakar api langsung menghanguskan bahan rumah.

“Tinggal baju yang kami pakai aja yang ada, selain itu ludes semua terbakar,”ucapnya.

Sementara itu, Kepala UPT Damkar Toapaya, mengatakan hingga saat ini tidak ada satupun laporan yang masuk mengenai musibah kebakaran yang meludeskan rumah warga di Kampung Mesiran.

“Tak ada warga yang laporkan kebakaran ke kami. Bahkan Ketua RT/RW, kepala desa hingga polisi setempat pun tidak ada yang berikan informasi ataupun koordinasi ke kami,”jelasnya.

Petugas Damkar Toapaya selalu siaga (standbay) selama 24 jam. Namun sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP), petugas damkar ini akan bekerja turun ke lapangan apabila ada laporan.

“Kalau tak ada laporan gimana kami tau jika ada yang butuh bantuan kami. Kalau ada yang hubungi kami pasti kami akan turun kapan pun,” sebutnya. (presmedia)