Ilustrasi/Liputan6.com
RIAU1.COM - Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Kampar, Muhammad mengikuti zoom meeting pengendalian inflasi daerah bersama Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia (Kemendagri RI).
Zoom meeting tersebut dipimpin oleh Mendagri RI Muhammad Tito Karnavian Deputi Bappenas, BPS Pusat, Badan Pangan Nasional, Bulog dan diikuti oleh Gubernur, Bupati/Walikota.
Berdasarkan Rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kampar, inflasi Kabupaten Kampar bulan ke Bulan (Month to Month ) pada bulan Oktober 2024 mengalami kenaikan dibandingkan September 2024.
Untuk inflasi tahun ke tahun bulan Oktober 2024 mengalami kenaikan dibandingkan September 2024. Berdasarkan pengelompokan komponen inflasi Nasional yaitu komiditas Emas Perhiasan memiliki kontribusi terbesar terhadap inflasi y-on-y Kabupaten Kampar di Oktober 2024.
Selain komoditas volatile, komoditas inti dan administered price juga memberikan andil inflasi dan deflasi, yaitu Emas Perhiasan, Sigaret Keretek Mesin (SKM), Sigaret Kretek Tangan (SKT), dan Bahan Bakar Rumah Tangga.
Dalam penjelasannya, Kadis Sosial Muhammad didampingi oleh Plt. Kabag Ekonomi Purwoko mengatakan pada bulan Oktober 2024, terjadi Inflasi m-to-m sebesar 0,26%, inflasi y-on-y sebesar 1,92% dan inflasi y-to-d sebesar -0,53%,
“Penyumbang utama inflasi bulan Oktober 2024 secara m-to-m adalah kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau dengan andil 0,21%. Komoditas penyumbang utama inflasi antara lain Bawang Merah, Daging Ayam Ras, Ayam Hidup, Tomat, dan Udang Basah”ungkapnya.”
Ia juga menjelaskan, penyumbang utama Inflasi bulan Oktober 2024 secara y-on-y adalah Kelompok Makanan, minuman dan tembakau dengan andil 1.45%. Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok ini adalah Bawang Merah.
“Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau dengan andil 1,45%. Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok ini adalah Bawang Merah. Dan Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya dengan andil 0,48%. Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok ini adalah Emas Perhiasan. Serta Kelompok Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran dengan andil 0,09%. Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok ini adalah Mie,”ungkapnya.*