Kampung Merah Putih di Kampar
RIAU1.COM - Pada momen peringatan kemerdekaan RI tahun 2023 ini, warga di Desa Kualu Kabupaten Kampar ini selalu antusias menghiasi perumahan menjadi kampung wisata merah putih.
Mulai tampilan gapura, pernak-pernik hiasan tidak ada yang sama. Hebatnya lagi, suasana serupa sudah menjadi tradisi setiap tahunnya. Bahkan untuk ide keunikan apa saja lagi yang akan ditampilkan tahun depan, sudah mulai dipikirkan sekarang.
"Inilah uniknya warga Perumahan Taman Ridwan. Kita bersaing menciptakan kreasi setiap lorong. Tapi atas nama perumahan kita semua kompak," kata warga Perumahan Taman Ridwan, yang juga Ketua RT 011 Desa Kualu, akhir pekan ini.
Gapura misalnya, ada yang menampilkan rumah adat Kampar, baret komando. Ada juga benbentuk linmas hingga mengadopsi bentuk tugu perjuangan pancoran Jakarta yang sudah dimodif menampilkan lambang Burung Garuda di puncak.
Hampir semua design gapura berbahan bambu. Ada juga dari kayu dan triplek. Tapi untuk pernak-pernik hiasan merah putih semuanya menggunakan bahan limbah, seperti gelas plastik, kain yang didaur ulang menjadi hiasan. Sementara bambu sendiri warga mencari perkebunan warga di Air Tiris Kampar. Ada juga mencari hingga ke Teluk Jering Kampar Kiri.
Ide dan kreasi yang yang tak kalah menariknya, setiap lorong juga membuat taman merah putih dalam berbagai bentuk. Termasuk tugu proklamator, sebagai bentuk napak tilas perjuangan yang dilakukan para pahlawan.
Perlombaan antar lorong di Perumahan Taman Ridwan sudah diumumkan. Dimana Lorong Al-Mukmin yang menampilkan gapura rumah adat Kampar sebagai jawaranya. Juara dua pemenangnya ada ganda yakni Lorong Al Mutakabir yang menampilkan gapura tugu perjuangan Pancoran dan Al-Muhaimin dengan gapura ala baret komando. Sedangkan pemenang ketiga Lorong Al-Malik.
"Penilaian menyeluruh, gapura salah satunya. Untuk dewan jurinya pak Tismar selaku Ketua RW 01, pak Syarifudin selaku Kepala Dusun V serta pak Asrizal Chatib selaku tokoh ulama Desa Kualu," papar Jecky.
Suhadi salah satu warga lorong Al-Mutakabir Perumahan Taman Ridwan menceritakan untuk lomba hias kampung merah putih tersebut bahan banyak didapat dari berbagai bahan limbah. Berkat kekompakan warga yang langsung ikut bergotong royong, biaya operasional bisa ditekan seminimalisir mungkin.
"Initinya karena semangat kebersamaan. Kalau kami hitung total kalau semua bahan kalau harus membeli mungkin habis lima juta rupiah. Tapi karena kreatifitas, kekompakan kami cuma mengeluarkan uang tak lebih dari satu juta rupiah saja," papar Suhadi.*