Kampar Menopang 70 Persen Produksi Perikanan Darat di Riau

15 Juni 2024
Budidaya ikan di Kampar/Kompas.com

Budidaya ikan di Kampar/Kompas.com

RIAU1.COM - Sekretaris Dinas Perikanan Kabupaten Kampar, Dwi Agus Rianto membuka pertemuan ketiga Technical Working Group (TWG) Penguatan Komunikasi Terpadu Pengolahan dan Pengembangan Perairan Darat di Kabupaten Kampar pertengahan pekan ini.

Acara ini di hadiri langsung oleh Kepala Balai Riset Pemulihan Sumber Daya Ikan BPPSMKP Kementrian Kelautan dan Perikanan (Project Manajer) Ir. Iswari Ratna Astuti.

Kegiatan yang merupakan kolaborasi antara Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar, Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan IFISH-FAO ini juga dihadiri oleh para pemangku kepentingan dari berbagai sektor, termasuk pemerintah daerah, akademisi, lembaga swadaya masyarakat, serta perwakilan dari komunitas lokal.

Sekretaris Dinas Perikanan Agus Rianto, menyampaikan tujuan dari kegiatan ini untuk meningkatkan koordinasi dan sinergi antar stakeholder dalam upaya pengelolaan dan pengembangan perairan darat di wilayah Kabupaten Kampar.

"Kabupaten Kampar merupakan kabupaten di wilayah Provinsi Riau denganpotensi sumber daya perikanan darat yang tinggi dan berkontribusi dalam menopang 70 persen produksi perikanan darat di Provinsi Riau. Perairan darat Kabupaten Kampar memiliki peran strategis baik sebagai fungsi ekologis, ekonomi, dan budaya serta fungsi lainnya," kata dia.

Ia berharap dengan forum ini nantinya dapat menjadi wadah strategis untuk mengintegrasikan berbagai pandangan dan solusi dalam menghadapi tantangan kompleks terkait pengelolaan perairan darat.

"Kami juga berharap dengan kegiatan ini dapat memberikan manfaat untuk perairan darat di kabupaten kampar serta dapat menjadi acuan bagi OPD terkait dalam menyusun program atau kegiatan jangka pendek dan menengah terkait pengelolaan perairan darat,"tutur Agus Rianto.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Balai Riset Pemulihan Sumber Daya Ikan BPPSMKP Kementrian Kelautan dan Perikanan Iswari berharap setelah pelaksanaan kegiatan dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan perangkat daerah dalam mencari sumber pendanaan yang dapat diakses.

"Serta meningkatkan kemampuan dalam menyusun proposal kegiatan dengan konsep cofinancing,"ujar dia.*