Buaya di Lubuk Sikukun/Net
RIAU1.COM - Harapan warga Kuntu, Kampar, agar buaya yang masih muncul di permukaan sekitar di lubuk Sikukun (lubuk larangan), Sungai Subayang, untuk dievakuasi direspon Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam (BBKSDA) Riau.
Berdasarkan penjelasan Kepala BBKSDA Riau Genman Suhefry Hasibuan, buaya di sungai Subayang, Kampar tidak bisa di evakuasi karena memang disana adalah habitatnya.
"Sungai itu memang habitatnya buaya," kata Kababes, Selasa (15/8).
Lalu Kababes mengatakan, evakuasi tidak bisa dilakukan karena sesuai dengan aturan berlaku.
"Aturannya satwa liar dilindungi tidak diperkenankan untuk ditangkap, bila dia berada di habitat alaminya," ungkap Kababes.
Dijelaskannya, penangkapan atau evakuasi bisa dilakukan jika adanya izin dari pihak yang berwenang. Kemudian, sesuai pengecekan di TKP, lokasi buaya ditemukan di Kuntu itu memang berada di habitat alaminya.
"Agar terhindar dari konflik manusia dan buaya. Warga dihimbau untuk tidak beraktivitas disekitar keberadaan buaya," pinta Kababes.
Sebelumnya warga setempat ramai-ramai memposting di media sosial, terkait kemunculan buaya jenis Senyulong tersebut.
Dalam keterangannya, warga mengatakan, ada sekitar tiga ekor buaya yang muncul. Namun, Kepala Bidang Wilayah I Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Andri Hansen Siregar mengatakan, hasil pengamatan anggota dilapangan hanya seekor buaya yang terlihat muncul.
"Hanya seekor buaya yang terlihat saat petugas BKSDA dan TNI-Polri turun ke lokasi," jelas Andri Hansen Siregar.
Lalu Andri Hansen Siregar menjelaskan, diperkirakan buaya yang muncul ke permukaan dikarenakan ingin bertelur di sekitar lokasi.
"Diduga buaya itu hendak bertelur, karena sebelumnya telah kawin. Jadi dia (buaya, red) mencari lokasi untuk bertelur," jelas Andri.
Selain pengecekan di lokasi, tim yang turun turut memberikan sosialisasi dan himbauan agar sementara ini tidak berada di sekitar sungai. "Kami sudah turun ke lokasi memberikan sosialisasi dan himbauan, serta memasang plang," demikian Andri.*