Meriam Meletus Saat Acara Penabalan Raja Gunung Sahilan, Satu Meninggal 4 Korban Kritis

Meriam Meletus Saat Acara Penabalan Raja Gunung Sahilan, Satu Meninggal 4 Korban Kritis

9 Mei 2018
Suasana duka usai meriam meletus di Gunung Sahilan Kabupaten Kampar.

Suasana duka usai meriam meletus di Gunung Sahilan Kabupaten Kampar.

Riau1.com -  Kabar duka datang dari Gunung Sahilan Kabupaten Kampar, Riau. 

Betapa tidak, Acara peringatan satu tahun penobatan Raja Gunung Sahilan Yang Dipertuan Agung H Tengku Muhammad Nizar sekaligus Tabligh Akbar dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan 1439 Hijriyah berbuah duka mendalam bagi masyarakat Desa Sahilan Darussalam, Kecamatan Gunung Sahilan, Kabupaten Kampar.

Satu orang tewas dan empat orang kritis serta luka-luka akibat terkena serpihan pecahan meriam yang meledak tidak sempurna, Rabu (9/5/2018) pagi.

Korban tewas adalah Ikram (36), warga Lipatkain, Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar.

Meriam atau yang biasa disebut Lelo itu merupakan tradisi yang dilakukan saat menyambut kedatangan rombongan Raja. Dari video yang beredar di grup Whatsapp terlihat warga tampak berada cukup banyak di sekitar meriam untuk menyaksikan meriam dibunyikan. Seorang petugas bersiap-siap mengarahkan api ke arah sumbu Lelo diiringi suara pembawa acara yang menghitung satu sampai tiga.

Suara menggelegar kemudian terdengar diiringi keluarnya asap putih tebal. Mendadak terdengar teriakan histeris warga di sekitar melihat setelah melihat sejumlah warga roboh bersimbah darah. Suasana pun menjadi panik. Sejumlah warga berusaha menolong korban yang yang tergeletak di tanah.

Secara resmi memang belum ada informasi soal korban tewas, namun dari penelusuran wartawan, dari media sosial ada 5 orang korban, satu orang dinyatakan tewas.

Sementara itu, dalam tayangan video lain yang menampilkan pernyataan resmi Raja Gunung Sahilan, Tengku Muhammad Nizar disampaikan rasa duka cita mendalam atas peristiwa itu. "Kami dari pihak kerajaan menyatakan ikut berduka cita dan siap bertanggung jawab terhadap korban yang terluka, khususnya dalam hal menanggung biaya pengobatan," katanya.

Ditambahkan Nizar, peristiwa itu merupakan cobaan atau peringatan dari Allah SWT. "Sebagai orang beriman kita tentunya harus dapat menerima peringatan ataupun musibah ini, karena Allah yang Maha Tahu dengan kejadian ini. Semoga menjadi pelajaran bagi kita semua," ujarnya.

Dalam kesempatan itu Nizar juga menyampaikan permohonan maaf dari Tim Ustadz Abdul Somad yang tidak jadi hadir mengisi tausiah pada acara tersebut. "Sampai tadi pagi saya berkomunikasi dengan beliau, menyatakan akan hadir. Namun pada pukul 09.30 WIB, ketika kita kontak lagi, disampaikan bahwa Ust. Abdul Somad tidak dapat hadir dengan alasan yang tidak mungkin saya sampaikan di sini," ujarnya.

R1/Hee /bara