Wisata Alam Desa Buluh Cina di Siak Hulu Kampar, Wisatawan Dihibur dengan Atraksi Gajah yang Bisa Duduk

Wisata Alam Desa Buluh Cina di Siak Hulu Kampar, Wisatawan Dihibur dengan Atraksi Gajah yang Bisa Duduk

1 Desember 2019
Gajah jantan bernama Robin saat melakukan atraksi duduk di Taman Wisata Alam Desa Buluh Cina, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau. Foto: Surya/Riau1.

Gajah jantan bernama Robin saat melakukan atraksi duduk di Taman Wisata Alam Desa Buluh Cina, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau. Foto: Surya/Riau1.

RIAU1.COM -Pihak Desa Buluh Cina, Kecamatan Siak Hulu 2, Kabupaten Kampar, Riau, melestarikan wisata alam di wilayahnya. Sejak datangnya sepasang gajah dari Balai Besar Konservasi dan Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau pada 2017 lalu, kawasan wisata alam ini makin meriah.

Rudi, pemandu wisata lokal menceritakan awalnya Desa Buluh Cina dijadikan kawasan wisata alam, Sabtu (30/11/2019). Awalnya, Pemprov Riau berkeinginan mengelola wilayah dengan tujuh danau ini bersama masyarakat pada 2016. Setelah ditetapkan sebagai kawasan wisata alam, Desa Buluh Cina kedatangan sepasang gajah dari BBKSDA pada 2017.

"Awalnya, gajah ini hanya untuk patroli petugas kehutanan. Akhirnya, sepasang gajah ini menjadi bagian dari kawasan wisata alam Desa Buluh Cina," jelasnya.

Bagi pengunjung yang ini naik gajah, pelananya sudah disiapkan. Satu orang cukup membayar Rp20.000 untuk berkeliling di hutan dalam jarak yang pendek.

Dua gajah ini diberi nama Robin dan Ngatini. Saat ini, Ngatini dalam masa mengandung anaknya. Masa kehamilan gajah selama 20 bulan.

"Gajah yang boleh ditumpangi hanya si Robin," jelas Rudi.

Tak hanya sekadar membawa penumpang, gajah bernama Robin yang memiliki gading juga bisa beratraksi. Robin telah dilatih agar bisa duduk seperti manusia.

"Sepasang gajah ini juga telah dilatih untuk menyemburkan air dari belalainya saat akan difoto wisatawan," ucap Rudi.

Bagi wisatawan yang ingin masuk ke dalam hutan lebih jauh, maka ada hal-hal yang perlu diperhatikan. Di alam bebas juga ada alam lain.

"Makanya, kami sarankan agar membawa pemandu lokal agar tidak tersesat di hutan," ungkap Rudi.