3.000 Lebih Umat Buddha se-Indonesia Meriahkan Waisak Nasional KBI 2019 di Candi Muara Takus Kampar

26 Mei 2019
Perayaan Waisak Nasional KBI 2019 di Candi Muara Takus Kampar (foto: barkah/riau1.com)

Perayaan Waisak Nasional KBI 2019 di Candi Muara Takus Kampar (foto: barkah/riau1.com)

RIAU1.COM - Sebanyak 3.500 umat Buddha se-Indonesia memeriahkan Festival Candi Muara Takus dalam event Waisak Nasional KBI 2019, di Komplek Situs Candi Muara Takus, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Riau, Sabtu 25 Mei 2019 malam.

Ketua Panitia Waisak Nasional KBI 2019, YM B Bhadravirya Sthavira mengatakan, dalam kegiatan ini dihadiri oleh ribuan umat Buddha dari 27 provinsi se-Indonesia, mulai dari pulau Sumatera hingga ujung timur Indonesia.

"Sengaja tahun ini kita pusatkan di Candi Muara Takus, sebagai makna dan juga menunjukkan kepada dunia bahwa agama Buddha pernah berjaya di pulau Sumatera," kata Bhadravirya kepada Riau1.com di lokasi acara.

Bhadravirya melanjutkan, pelaksanaan kegiatan ini juga sebagai kontribusi positif untuk turut serta seperti agama yang lain dalam menjaga keutuhan dan kerukunan serta persatuan Indonesia.

"Serta bentuk ungkapan rasa syukur umat Buddha seluruh Indonesia. Harapan kedepannya kegiatan Waisak Nasional ini bisa digelar di seluruh situs Budhha di Indonesia," tuturnya.

Sementara itu, Ketua Umum MBI, UP Amin Untario menuturkan, kegiatan ini juga menjadi momentum yang sangat ditunggu umat Buddha Indonesia. Karena bukan sekedar mengingat peristiwa Trisuci Waisak 2563 BE/2019.

"Tapi bagaimana mencintai tanah air Indonesia dan menjaga kerukunan antar umat beragama," sebut Amin dalam sambutannya mengawali acara KBI Waisak Nasional di pelataran Candi Muara Takus.

Gubernur Riau, Syamsuar yang turut hadir dalam kegiatan KBI Waisak Nasional 2019, menyambut baik event akbar umat Buddha yang dipusatkan di Candi Muara Takus, Kampar dan ingin kegiatan ini terus dilestarikan serta digelar setiap tahunnya.

"Karena, melalui kegiatan ini, tidak hanya membangun pariwisata di Riau, tapi juga terkandung wisata religi, budaya dan alam. Kerukunan umat beragama harus dijaga dalam suasana yang harmonis, serta membangun toleransi," ujar Syamsuar.

Terpisah, Ditjen Bimas Buddha Kemenag RI, Caliadi menjelaskan, keberadaan Candi Muara Takus di Kabupaten Kampar menggambarkan bersatunya masyarakat di 'Tanah Peradaban' (julukan Kabupaten Kampar) dalam mewujudkan nilai-nilai spiritual.

"Kegiatan ini juga diikuti oleh umat Buddha dari negara tetangga, seperti Thailand, Jepang, Malaysia, dan Singapura. Tapi, untuk mancanegara ini hanya sebagai tamu seperti turis biasa, tidak ikut dalam rangkaian kegiatan Waisak Nasional," papar Khemacaro.

Ketua DPP Sagin, YM B Khemacaro Mahathera merincikan, qcara KBI Waisak Nasional 2019 diawali dengan parade mengelilingi komplek Candi Muara Takus oleh 80 biksu sambil membawa api suci dari vihara di Kabupaten Bengkalis dan membawa air suci dari enam sumber.

"Puncaknya diisi dengan pelepasan 2.019 lampion bersama Dinas Pariwisata Riau. Melalui event ini, diharapkan juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya di sekitar Candi Muara Takus," pungkas Khemacaro.