
Biksu Buddha berdoa untuk mendiang mantan raja Kamboja Norodom Sihanouk, di depan Istana di Phnom Penh, Kamboja (18/10) (EPA)
RIAU1.COM - Para biksu di Kamboja mengusulkan agar kementerian dalam negeri di negara itu mengganti warna oranye pada seragam tahanan, karena terlalu mirip dengan warna yang digunakan pada jubah biksu.
"Jubah biksu dan biarawati di Kamboja berwarna oranye, yang diwarnai dengan kunyit. Warna ini melambangkan api, kebenaran, dan pencerahan. Namun, warna ini sangat mirip dengan warna seragam tahanan, yang dapat menyebabkan kebingungan," ujar Biksu Kamboja Khim Sorn, pemimpin Dewan Sangha Buddha Tertinggi Kamboja dan Kepala Dewan Kota Phnom Penh, pada Kamis (20/2/2025) yang dimuat Beritasatu.com.
Para Biksu Kamboja tersebut meminta menteri dalam negeri serta instansi terkait untuk mempertimbangkan perubahan warna seragam penjara.
"Saya juga mengusulkan agar semua penjara tidak mengizinkan narapidana mengenakan seragam yang warnanya sama dengan jubah kami," tambahnya.
Hingga saat ini, Kementerian Dalam Negeri Kamboja belum memberikan tanggapan atas permintaan tersebut.
Baru-baru ini, media sosial di Kamboja diramaikan oleh foto sekelompok tahanan yang sedang dipindahkan menggunakan kendaraan polisi. Para tahanan terlihat mengenakan jubah oranye longgar dengan kepala dicukur, sehingga tampak seperti biksu Kamboja.
Jenderal Nuth Savna, pejabat senior di departemen penjara di bawah kementerian dalam negeri, menjelaskan bahwa warna oranye tahanan yang sama seperti jubah biksu Kamboja dipilih demi alasan keamanan.
"Ini warna yang terang, mudah dipantau, dan tidak disukai banyak orang. Jika ada yang kabur dari penjara, pemerintah dan masyarakat dapat dengan mudah mengenalinya dan membantu menangkapnya," jelasnya.*